Liputan6.com, California - Qualcomm baru saja menyetujui pembelian NXP Semiconductors NV dengan nilai US$ 38 miliar atau sebesar Rp 613 trilun.
Kesepakatan ini disebut menjadi yang terbesar dalam sejarah akusisi di industri semikonduktor. Menurut beberapa analis, akuisisi ini merupakan cara Qualcomm untuk tak lagi tergantung pada bisnis chip smartphone yang kian sesak.
Melalui langkah ini, perusahaan asal Amerika Serikat itu bisa mengambil strategi lain dengan ikut mengembangkan chip untuk Internet of Things (IoT).
Baca Juga
"Laju inovasi di bidang otomotif dan IoT akan terus bertambah dan kami melihat ini sebagai peluang yang menjanjikan," ujar Chief Executive Qualcomm Steven Mollenkopf seperti dikutip dari Reuters, Minggu (28/10/2016).
Menurut perkiraan firma riset Gartner setidaknya ada 21 miliar perangkat IoT yang akan aktif pada 2020. Karena itu, diperkirakan Qualcomm ingin melakukan transformasi yang tengah terjadi pada perusahaan chip saat ini.
Seluruh proses akuisisi ini direncanakan selesai pada akhir 2017. Qualcomm juga setuju untuk membayar US$ 110 per saham NXP, dengan premi 11 persen di atas harga penutupan terakhir pada Rabu waktu Amerika Serikat.
Lewat kesepakatan ini, Qualcomm diharapkan mampu mencetak pendapatan lebih dari US$ 30 miliar atau sekitar Rp 391 triliun. Jumlah itu berasal dari beberapa bidang, seperti ponsel, otomotif, IoT, keamanan, RF, dan jaringan.
Sebagai informasi, NXP merupakan perusahaan yang berbasis di Belanda. Perusahaan in menjadi salah satu produsen komponen elektronik terbesar di dunia setelah membeli Freescale Semiconductor asal Amerika Serikat.
(Dam/Cas)