Liputan6.com, Barcelona: The Vodafone 150 akhirnya diluncurkan pada Mobile World Congress di Barcelona. Telepon genggam ini akan dijual dengan harga di bawah $15. Target market ponsel ini sendiri ditujukan untuk negara berkembang. Rencananya peluncuran awal akan dilakukan di India, Turki, dan delapan negara Afrika, termasuk Lesotho, Kenya dan Ghana.
Selain versi murah, versi mahalnya pun ada. Versi mahal itu dikenal dengan nama The Vodafone 250 yang memiliki layar warna dan radio FM, dan dijual dengan harga $ 20.
Pada 2010 ini, PBB memperkirakan bahwa penggunaan telepon genggam akan mencapai 5 miliar di seluruh dunia. International Telecommunications Union (ITU) mengatakan permintaan itu didorong orang yang menggunakan ponsel mereka untuk mengakses perbankan dan layanan kesehatan keliling. "Bahkan yang paling sederhana, telepon genggam termurah juga dapat melakukannya untuk meningkatkan kesehatan di negara berkembang," kata Sekjen ITU, Dr Hamadoun Toure, seperti dilansir BBC News, Senin (15/2).
Sebagai contoh, SMS dapat digunakan untuk, "Memberikan petunjuk tentang kapan dan bagaimana mengambil obat seperti anti-retroviral atau vaksin. Ini sangat sederhana untuk dilakukan, namun menghemat jutaan dolar," kata Toure.
Telepon genggamjuga menjadi cara yang semakin populer untuk mentransfer dan menyimpan uang di negara berkembang, misal, sebuah sistem yang dikenal sebagai M-Pesa di Kenya, yang memungkinkan orang untuk mentransfer uang, kini memiliki sekitar enam juta pelanggan. Pihak Vodafone pun memperkirakan akan ada lebih dari 11 juta pelanggan menggunakan layanan perbankan online. The Vodafone 150 dirancang untuk membawa layanan ini kepada banyak orang.(YUS)
Selain versi murah, versi mahalnya pun ada. Versi mahal itu dikenal dengan nama The Vodafone 250 yang memiliki layar warna dan radio FM, dan dijual dengan harga $ 20.
Pada 2010 ini, PBB memperkirakan bahwa penggunaan telepon genggam akan mencapai 5 miliar di seluruh dunia. International Telecommunications Union (ITU) mengatakan permintaan itu didorong orang yang menggunakan ponsel mereka untuk mengakses perbankan dan layanan kesehatan keliling. "Bahkan yang paling sederhana, telepon genggam termurah juga dapat melakukannya untuk meningkatkan kesehatan di negara berkembang," kata Sekjen ITU, Dr Hamadoun Toure, seperti dilansir BBC News, Senin (15/2).
Sebagai contoh, SMS dapat digunakan untuk, "Memberikan petunjuk tentang kapan dan bagaimana mengambil obat seperti anti-retroviral atau vaksin. Ini sangat sederhana untuk dilakukan, namun menghemat jutaan dolar," kata Toure.
Telepon genggamjuga menjadi cara yang semakin populer untuk mentransfer dan menyimpan uang di negara berkembang, misal, sebuah sistem yang dikenal sebagai M-Pesa di Kenya, yang memungkinkan orang untuk mentransfer uang, kini memiliki sekitar enam juta pelanggan. Pihak Vodafone pun memperkirakan akan ada lebih dari 11 juta pelanggan menggunakan layanan perbankan online. The Vodafone 150 dirancang untuk membawa layanan ini kepada banyak orang.(YUS)