Sukses

Kata CEO XL Soal Operator AS Caplok Time Warner

Perusahaan telekomunikasi nantinya tak hanya menjadi operator saja telekomunikasi saja, tetapi juga perusahaan digital.

Liputan6.com, Jakarta - Operator seluler saat ini tak lagi menjadikan telekomunikasi sebagai satu-satunya bisnis mereka. Perkembangan teknologi membawa mereka terhadap tren bisnis baru, yakni layanan digital.

Jika kamu amati, operator telekomunikasi mulai fokus mengembangkan layanan digital, seperti konten atau aplikasi. Semua ini bertujuan menciptakan ekosistem di tengah derasnya layanan data dan mencari lahan pendapatan dari bisnis baru.

Seperti dikemukakan Lembaga Independen Pemantau Kebijakan Publik (LIPKP), industri telekomunikasi tengah mengalami transformasi bisnis dari telco (telecommunication company) menjadi dico (digital company).

Pun demikian bagi XL Axiata, sebagai salah satu operator seluler terbesar di Tanah Air. XL sejak beberapa tahun lalu telah mengalokasikan sebagian dari belanja modal untuk mengembangkan konten. Beberapa di antaranya XL Tunai dan Gudang Aplikasi.

"Di tengah explosion data, investasi kami tak banyak untuk platform SMS. Pelanggan kan mulai jarang pakai SMS. Justru itu, kami gunakan (investasi) untuk peningkatan layanan data," ujar Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO XL, kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (2/11/2016) di Jakarta.

Dian juga tak menampik bahwa XL berkomitmen untuk mendorong bisnis konten ke depannya, baik mengembangkan sendiri maupun mengakuisisi perusahaan konten.

"Lihat saja AT&T mengakuisisi Time Warner. Itu kan sudah terlihat bahwa perusahaan telekomunikasi mulai jadi perusahaan digital," ungkapnya.

AT&T mengakuisisi perusahaan hiburan Hollywood tersebut dengan nilai bombastis, yakni US$ 85,4 miliar atau setara Rp 1.100 triliun baru-baru ini.

Sayangnya, Dian enggan berkomentar terkait minat XL untuk melakukan hal serupa, seperti operator asal Amerika Serikat tersebut.

"Kami tidak bisa bilang minat atau tidak. Tapi, benar demikian kalau industri telekomunikasi arahnya ke sana. Tak terkecuali industri telekomunikasi di Indonesia," tutup Dian.

(Cas/Isk)