Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mendorong ekosistem 4G di Indonesia kian besar. Salah satunya adalah mengajak lebih banyak masyarakat untuk migrasi ke jaringan 4G.
Alasannya, biaya layanan data 4G lebih murah ketimbang 2G. Namun, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, proses itu harus dilakukan secara bertahap.
Baca Juga
"Masyarakat kan tidak bisa langsung gebyah uyah. Itu harus dilakukan secara bertahap," ujar pria yang akrab dipangggil Chief RA di sela-sela acara peluncuran Luna Smartphone di Jakarta, Senin (7/11/2016).
Ia menargetkan, pada 2019 harga ponsel 4G sudah menyentuh angka Rp 400 ribuan. Harapannya, saat itu juga, seluruh ekosistem 4G sudah siap, baik perangkat, jaringan, dan juga aplikasi.
Dengan begitu, ia menuturkan, pihaknya dapat memberikan intensif atau disinsentif untuk terus mendorong pertumbuhan ekosistem 4G. Hal itu dilakukan karena pertumbuhan ekosistem harus didukung oleh seluruh komponen.
"Salah satu disinsentif yang bisa dilakukan misalnya dikenakan pajak tinggi kalau masih impor (ponsel) 2G," ujarnya mengakhiri pembicaranan.
Sebagai informasi, peluncuran resmi layanan 4G secara nasional sebelumnya dilakukan pada Desember 2015. Hal itu dilakukan setelah beberapa operator melakukan penataan frekuensi (refarming) di jaringan 1.800 MHz.
Seluruh operator di Tanah Air saat ini juga dipastikan telah menyelenggarakan jaringan 4G, termasuk Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Hutchison 3 Indonesia, dan Smartfren.
(Dam/Cas)