Sukses

Lakukan 4 Hal Ini Jika Perusahaan Jadi Korban Cyber Crime

Jika perusahaan Anda menjadi korban serangan siber (cyber crime), Anda dapat melakukan 4 hal berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Tak dimungkiri, serangan siber (cyber crime) saat ini merupakan ancaman bagi banyak perusahaan. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, tak sedikit sektor-sektor penting yang menjadi korban. Hal itu juga dikarenakan semakin hebatnya malware.

Senior Director Cyber Security Services Asia Pacific and Japan Symantec Peter Sparkes menyebutkan ada empat langkah yang sebaiknya dilakukan jika terkena serangan. Langkah pertama yang paling penting adalah menghubungi penyedia layanan teknologi.

Kedua, yang tak kalah penting adalah menghubungi konsultan hukum di lokasi ketika terjadinya serangan. Hal ini penting karena perusahaan perlu mengetahui kewajiban yang perlu diambilnya ketika masalah terjadi karena serangan dari pihak lain.

"Perusahaan harus mengetahui hak hukumnya di suatu wilayah tertentu ketika terjadi serangan. Terlebih, di tiap negara atau wilayah memiliki regulasinya sendiri. Untuk itu, konsultan hukum juga diperlukan untuk mengetahui kewajiban perusahaan," ujarnya saat bertemu dengan awak media di Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Selain itu, perusahaan juga harus menyiapkan spesialis komunikasi yang dalam hal ini adalah public relation. Tim komunikasi diperlukan untuk bisa mengatur situasi ketika terjadinya masalah. Perannya diperlukan untuk membantu komunikasi dengan pihak lain selama kasus serangan sedang ditanggulangi.

Terakhir, menghubungi broker asuransi siber yang digunakan. Dengan menghubungi broker yang bersangkutan, perusahaan dapat memastikan seluruh proses klaim dan perbaikan berjalan semestinya.

Karenanya, posisi broker sangat penting untuk memahami kondisi perusahaan sehingga bisa memberikan solusi yang sesuai. Asuransi siber menjadi penting karena serangan siber yang kian banyak saat ini.

"Namun perlu diingat asuransi siber biasanya hanya mencakup residue risiko perusahaan. Untuk itu, investasi di bidang teknologi keamanan juga tak kalah penting," ujar pria yang memulai karirnya di Angkatan Laut Australia tersebut. 

(Dam/Cas)