Sukses

Donald Trump Jadi Presiden AS, 'Penghuni' Silicon Valley Kecewa

Para petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley ternyata menyesal karena Trump terpilih menjadi Presiden AS. Apa tanggapan mereka?

Liputan6.com, Silicon Valley, California - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), menyisakan rasa gamang bagi para 'penghuni' Silicon Valley.

Para petinggi perusahaan teknologi dan investor di kawasan tersebut mengaku kecewa karena Trump akan menjadi orang nomor satu di AS.

Jauh sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) AS dihelat pekan ini, mereka sudah lebih dulu memberikan 'peringatan' jika Trump berlaga di Pilpres.

Buktinya, pada Juli 2016 lalu sekitar 150 dari karyawan dan jajaran petinggi startup kawasan perusahaan teknologi itu sempat menandatangani surat terbuka yang menolak Trump untuk menjadi Presiden AS.

Sekarang, tak sedikit dari penghuni Silicon Valley melontarkan rasa kekecewaannya kepada Trump. Dikutip Bizjournals, Kamis (10/11/2016), mereka mencurahkan uneg-unegnya di akunTwitter.

Sam Altman, pimpinan dari startup Y Combinator, mengatakan bahwa momen tersebut merupakan waktu terburuk yang pernah terjadi di hidupnya. Beberapa saat kemudian, cuitannya malah ia hapus.


Ia mengganti dengan kalimat, "Saya yakin kita semua bakal melalui ini. Hari ini kita boleh takut, menangis, putus asa. Besok, kita harus kembali bekerja mencoba untuk bangun kembali dunia yang kita inginkan."

Rekan Altman, Paul Graham, yang juga merupakan co-founder Y Combinator mengatakan bahwa meski mereka tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan di Pilpres, bukan berarti harus menyerah.

Pernyataan mengejutkan lain juga datang dari venture investor dan co-founder Hyperloop One, Shervin Pishevar,

"Jika Trump memang menjadi Presiden, saya mengumumkan akan mengumpulkan dana untuk mengadakan kampanye di mana kita harus memisahkan diri. Saya ingin membuat California sebagai negara sendiri."


Selain itu, pendiri Path, Dave Morin juga mengutarakan rasa kecewanya, "Saya turut merasakan apa yang rekan-rekan saya rasakan. Apapun yang kalian pilih, saya akan terus bersamamu."


Tak ketinggalan, Mark Pincus pendiri Zynga juga ikut mencuit, "Inikah rasanya jika kita sadar bahwa Hitler punya kekuatan?" 

Sementara masih banyak petinggi perusahaan teknologi lain berbondong-bondong menyampaikan isi hatinya, mulai dari Katie Jacobs Stanton, mantan Head of Global Media Twitter yang sekarang menjadi Marketing Chief at Color Genomics Aaron Levie, CEO Box Dave McClure yang merupakan founding partner 500 Startups Accelerator.

(Jek/Isk)