Liputan6.com, Jakarta - Executive Chairman Alphabet, Eric Schmidt, menilai Rusia adalah ancaman cyber terbesar untuk Amerika Serikat (AS). Ia mengkhawatirkan serangan dari Rusia, lebih dari negara lain.
"Negara yang paling saya khawatirkan saat ini adalah Rusia," kata Schmidt dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.
Kekhawatiran Schmidt bukan tanpa alasan. Ia melihat serangkaian langkah agresif Rusia selama beberapa bulan terakhir, yang menurutnya melakukan berbagai serangan secara terbuka.
"Jika kalian melihat tindakan mereka selama beberapa bulan terakhir, mereka melakukan sejumlah invasi, serangan dan perubahan secara terbuka, yang hanya dapat dipahami sebagai aktivitas cyber dan mereka tidak malu akan hal itu," ungkapnya.Â
Baca Juga
Komentar Schmidt tersebut dinilai menyinggung tudingan oleh AS dan sejumlah pihak lain bahwa Rusia bertanggung jawab terhadap peretasan dan bocornya email kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) Hillary Clinton dan Komite Nasional Demokrat, sebagai upaya mempengaruhi pemilihan.
Kendati menilai Rusia sebagai musuh cyber nomor satu, anak usaha Alphabet, Google, justru pernah bertarung melawan serangan cyber dari Tiongkok. Demikian seperti dilansir Business Insider, Jumat (18/11/2016).
Advertisement
Google pernah mengalami serangkaian serangan cyber dari Tiongkok beberapa tahun lalu, yang menyebabkan perusahaan keluar dari negara itu pada 2010.
Menurut Google, hacker utusan Tiongkok saat itu menargetkan aktivis hak asasi manusia, yang menggunakan layanan Google. Sejumlah perusahaan teknologi besar lain juga menjadi korban serangan cyber serupa.Â
(Din/Isk)