Liputan6.com, Palembang - Di era digital saat ini, teknologi Virtual Reality (VR) menawarkan pengalaman berbeda dari sekadar menggunakan smartphone saja. Tentu tren ini dinilai menarik bagi industri teknologi, termasuk Smartfren.
Namun, bagi operator seluler ini, ekosistem VR di Indonesia belum kuat. Selain karena harga VR headset di pasaran masih mahal, konten VR yang dapat dinikmati juga belum banyak.Â
Advertisement
Baca Juga
Saking menariknya, Smartfren mengaku pernah mengembangkan teknologi VR pada salah satu seri smartphone besutannya, yakni Andromax R2.
"Andromax R2 sebetulnya sudah kompatibel untuk VR. Sayangnya saat ini harga VR headset di pasaran masih mahal dan kontennya pun masih sedikit," ujar Mass Production Dept. Head Smartfren Hartadi Novianto, kala berbincang dengan Tekno Liputan6.com usai paparan 4G Network Drive Test di Palembang, Kamis (17/11/2016).
Selain itu, kata Hartadi, saat ini permintaan konsumen terhadap smartphone yang mendukung VR juga masih sangat kecil. Artinya, perusahaan belum akan terlalu fokus terhadap VR dalam waktu dekat.
Ia mengatakan, kalaupun ada arah ke sana, Smartfren memilih untuk mengikuti jalur open market ketimbang memproduksi VR headset sendiri.
"Mending kami bikin (program) bundling saja dengan pihak ketiga," tutur Hartadi.
(Cas/Why)