Sukses

Transplantasi Kepala Manusia Akan Menggunakan Virtual Reality

Teknologi VR akan digunakan sebagai 'alat' pemacu mental pasien sebelum akhirnya benar-benar menjalani operasi.

Liputan6.com, California - Operasi transplantasi kepala manusia pertama di dunia akan segera dilakukan pada Desember 2017. Sebagai persiapan, operasi yang menuai kontroversi tersebut akan lebih dulu menggunakan sistem dengan teknologi Virtual Reality (VR) untuk 'menempa' mental pasien sebelum menjalani proses operasi.

Dilansir Mirror, Senin (28/11/2016), sang pasien pertama yang akan menjalani operasi--Valery Spiridonov, ilmuwan komputer asal Rusia--nantinya akan mengenakan VR Headset sebelum nanti kepalanya akan ‘berpindah’ badan. Tujuannya, agar ia bisa membayangkan seperti apa suasana operasi berlangsung dan tidak merasa takut.

Dr. Sergio Canavero, kepala proyek bedah transplantasi tersebut mengatakan bahwa VR Headset yang digunakan Spiridonov nantinya kelak dapat menimbulkan reaksi psikologis yang bisa membantu dirinya siap untuk menjalani operasi. 

“Di dalam VR Headset itu akan ditayangkan bagaimana ‘dunia’ baru yang akan ia alami. Bagaimana hidup di tubuh yang baru, semuanya akan tampak terasa nyata,” kata Dr. Canavero.

Sistem VR Headset tersebut diciptakan oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yaitu Inventum Bioengineering Technologies.

Seperti dikatakan pimpinan Inventum, Alexander Pavovli, pasien nanti akan memasuki video simulasi berjudul “Heaven” (Head Anastomosis Venture). Di dalam video itu, akan diperlihatkan bagaimana rasanya kepala manusia berpindah ke tubuh baru.

“Video ini adalah sebuah transisi yang tersaji dalam VR, serta memberikan latihan intensif bagi pasien sebelum ia memasuki prosedur bedah. Tujuannya agar ia tidak kaget lagi sebelum dioperasi,” kata Pavlovcik.

“Simulasi VR ini kami nilai merupakan aspek yang penting, karena bagaimana pun akan merespon stimulus pasien dan membuatnya ‘masuk’ ke dalam dunia yang nantinya akan benar-benar mereka jalani,” ia melanjutkan.

Transplantasi Kepala Manusia Ditolak Tim Medis

Dr. Canavero sendiri adalah seorang pencetus bedah transplantasi manusia. Menurutnya, transplantasi kepala ini merupakan kesempatan Spiridonov untuk mengatasi kondisi yang dialaminya sekarang.

Bagaimana pun, rencana Canavero untuk memenggal kepala si pasien, ditolak mentah-mentah oleh tim medis di rumah sakit ia bekerja.

Mereka tidak sependapat dengan Canavero bahwa kepala manusia bisa ditransplantasi secara utuh agar tetap bekerja di tubuh lain. Mereka bahkan menjuluki Canavero dengan sebutan "Dr. Frankenstein" karena obsesinya terhadap transplantasi organ tubuh manusia.

Kenyataannya, ia menggubris tolakan tim medis dan tetap berniat untuk melakukan transplantasi kepala pertamanya di dunia.

Dr. Canavero tidak akan sendirian untuk melaksanakan operasi ekstrem ini. Ia akan dibantu oleh rekannya yang juga menjadi ahli bedah di China Harbin Medical University, Ren Xiaoping.

Xiaoping pun bukan orang baru di bidang transplantasi organ tubuh manusia. Dikabarkan, sampai saat ini ia telah berhasil melakukan transplantasi kepala tikus ke sebanyak 1000 ekor tikus.

(Jek/Isk)