Sukses

Tutup Divisi Ponsel, HTC Akan Buka Pusat Pengembangan VR?

Bekerja sama dengen pemerintah Shenzen, HTC resmi umumkan dua inisiatif anyar di bidang virtual reality

Liputan6.com, Shenzhen - Dikabarkan, HTC akan berhenti memproduksi smartphone. Perusahaan asal Taiwan itu berniat menjual divisi mobile-nya. Hanya belum dapat dipastikan perusahaan mana yang berencana membeli salah satu divisi HTC tersebut.

Meskipun sempat diterpa isu penutupan, nyatanya HTC telah melakukan strategi lain melalui kerja sama dengan pemerintah Tiongkok. HTC baru saja mengumumkan kerja sama dengan pemerintah Shenzhen untuk meluncurkan dua inisiatif anyar.

Dikutip dari Venture Beat, Selasa (22/11/2016), inisiatif pertama yang diperkenalkan adalah Virtual Reality Research Institute Tiongkok. Melalui pusat penelitian ini, HTC akan melakukan sejumlah inovasi pada sensor, layar, grafis, visualisasi data, interaksi manusia-mesin, dan bidang lainnya.

Pusat data ini juga akan melibatkan perusahaan, universitas, institut penelitian, dan sejumlah investor. Seluruh pihak tersebut akan bekerja sama untuk mendorong pengembangan ekosistem virutal reality (VR) di Shenzhen dan diterapkan di beragam bidang, seperti kesehatan, militer, teknik, desain, dan juga manufaktur.

Selain itu, inisiatif lain yang digagas kedua pihak adalah VR Investment Fund Shenzen. Lewat sistem pendanaan ini, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri VR Tiongkok. Dana yang sudah disiapkan mencapai US$ 1,5 miliar.

Menurut Co-founder dan Chairwoman HTC Cher Wang menyebut dua inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan industri VR di Shenzen sekaligus kemampuan pusat inovasi kota. Sebenarnya ini bukan pertama HTC membuka sebuah pusat pengembangan dan riset di bidang VR.

Sebelumnya, perusahaan ini juga telah meluncurkan sebuah konsorsium yang merangkul 28 perusahaan pemodal ventura terbesar di dunia. HTC bersama seluruh konsorsium tersebut menggelontorkan dana investasi sekitar US$ 10 miliar.

Presiden HTC Tiongkok, Alvin Graylin, mengatakan VR VC Alliance akan berinvestasi di masa depan VR dan mengatur arah industri VR ke depannya. Graylin juga menyebut VR akan menjadi disruptive technology berikutnya setelah PC dan ponsel.

(Dam/Ysl)