Liputan6.com, Jakarta - Dunia teknologi Tanah Air tengah dirundung duka. Salah satu programmer kenamaan Samuel Franklyn, mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat malam (25/11/2016).
Pria yang akrab disapa Sam tersebut, meninggal dunia di usia 48 tahun karena rusaknya syaraf tulang belakang dan membuatnya lumpuh selama hampir enam tahun.
Kepergian Sam tentu menyisakan duka mendalam bagi insan pelaku teknologi Indonesia, tak terkecuali Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Advertisement
Di mata pria yang akrab disapa Chief RA tersebut, sosok Sam sangat berpengaruh di ranah teknologi Indonesia, khususnya kalangan programmer.
"Bung Samy adalah sedikit dari programmer Indonesia yang sangat menguasai 'C-Language'. Semangat juangnya membuat almarhum berkarya secara luar biasa dan harus kita 'nurture' serta teladani," kata Chief RA kepada Tekno Liputan6.com via pesan instan, Minggu (27/11/2016).Â
Baca Juga
Chief RA juga mengucapkan belasungkawa sekaligus harapan. Ia berharap semangat juang Samuel Franklyn bisa memberikan inspirasi bagi insan Indonesia untuk mempercepat pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia.
"Selamat jalan, semoga Bung Samy menemui Sang Khalik dengan senyum seperti Bung tersenyum saat menyelesaikan program suatu aplikasi," tutupnya.
Tak hanya RA, pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) juga memberikan ucapan belasungkawa kepada Sam. Seperti disampaikan Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Noor Iza, pihaknya sangat kaget dan berduka atas kepergian Sam.
"Kegigihan dan kemandirian Sam, lewat keahlian programming-nya patut diacungi jempol. Semoga model semangat seperti Sam bisa menginspirasi kalangan programmer lain agar terus selalu gigih," kata Noor Iza.
Sam mengalami kelumpuhan saat ia terjatuh pada 2010. Meski ia tidak bisa berdiri dan beraktivitas seperti orang kebanyakan, semangat Sam tidak pernah redup.
Sam sempat meniti karir sebagai pegawai kontrak di Galileo Indonesia, tempatnya bekerja beberapa tahun lalu. Kala itu, Sam diberikan keleluasaan dan diperbolehkan bekerja dari rumah.
Meski lumpuh, keahlian utak-atik program komputer, khususnya program Java tak pernah luntur, dan jasanya masih dipercaya. Bahkan selain mengerjakan program untuk Galileo Indonesia, Samuel Franklyn juga mengerjakan sejumlah proyek lain, salah satunya program parkir bersama temannya.
(Jek/Isk)