Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak ternyata belum berencana untuk menghadirkan fitur ekspor di platformnya, setidaknya untuk saat ini. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh CEO dan founder Bukalapak Achmad Zaky saat acara kopi darat (kopdar) akbar yang diadakan untuk kali pertama.
Saat itu, Zaky menjawab pertanyaan dari seorang pelapak yang mempertanyakan kemungkinan fitur ekspor dalam layanan Bukapalak. Terlebih, peminat barang buatan Indonesia terbilang besar khususnya di negara-negara yang jadi tujuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Menurut Zaky, meskipun pertumbuhan transaksi di Bukalapak sangat pesat, untuk saat ini pihaknya masih fokus menggarap pasar dalam negeri. Jadi, pengembangan fitur saat ini masih dilakukan untuk kebutuhan pasar Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Kami bukannya tak mau (ada) fitur ekspor. Namun agar tak terpecah fokusnya, kami saat ini masih memilih fokus ke pengembangan fitur," katanya.
Di samping itu, jumlah pelapak yang sudah siap dan ingin menjual barang-barang ke luar negeri masih terbilang kecil. Ia menuturkan baru sekitar 10 persen pelapak yang tertarik melakukan ekspor.
"Namun kemungkinan setelah menggarap pasar dalam negeri, dalam satu atau dua tahun kemampuan ekspor akan ada," ujar Zaky mengakhiri pembicaraan.
Sebagai informasi, jumlah pelapak yang bergabung di Bukalapak sendiri sampai saat ini berjumlah 1,2 juta pedagang. Jumlah itu ditargetkan bertambah menjadi 2 juta pelapak pada tahun depan.
Salah satu cara yang dilakukan Bukalapak untuk terus menggenjot pertumbuhan pelapak dengan menjaring komunitas di beberapa daerah. Melalui komunitas pula, platform marketplace ini kerap melakukan pertemuan untuk berbagi informasi seputar e-Commerce.
(Dam/Ysl)