Liputan6.com, Bandung - Untuk membuat sebuah video yang menarik, para kreator harus memperhatikan beberapa hal penting. Mulai dari premis, tema, background hingga packaging video itu nanti seperti apa, harus benar-benar dipikirkan.
Setidaknya itulah yang diyakini oleh Angga Dwimas Sasongko. Sutradara film Filosofi Kopi itu mengingatkan bahwa hal pertama yang harus dipikirkan sebelum membuat video atau film adalah premis atau pokok pemikirannya.
Baca Juga
"Harus ada plot untuk setiap cerita, sehingga kita bisa menjadi story teller yang baik untuk penonton," kata Angga saat ditemui dalam acara Media Training #360Stories di Bandung, Rabu (29/11/20116).
Advertisement
Angga pun mengingatkan para kreator video agar tidak terjebak dalam pemilihan tema untuk konten mereka. Menurutnya, percintaan, persahabatan, dan perjuangan tidak dapat dijadikan sebagai sebuah tema.
"Tema itu adalah yang mengikat semua karakter dan plot, sehingga nantinya semua yang dilihat oleh penonton merupakan perjalanan menuju sesuatu yang didorong oleh tema tersebut. Misalnya seperti Filosofi Kopi, setiap scene dan dialog ditulis berdasarkan tema tersebut," jelas Angga.
Para kreator juga dihimbau melakukan riset dalam proses pemilihan background. Segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat atau kapan cerita itu terjadi harus diketahui dengan jelas.
Karena itu, penting sekali melakukan riset untuk lebih mengetahui apa yang akan diceritakan dalam video tersebut. Kemudian dari sisi packaging, kreator harus memilih bagaimana menceritakan isi cerita tersebut.
"Ini soal tools dan genre seperti apa yang diinginkan: Apakah drama, action atau yang lainnya. Selain itu juga harus menentukan kamera yang digunakan, apakah 360 atau konvensional," tuturnya.
Filosofi Kopi 2 dan Gear 360
Seiring perkembangan teknologi, kamera yang digunakan oleh para kreator pun mengalami perkembangan. Seperti yang dialami oleh Angga, yang pernah membuat film dengan kamera yang pernah menggunakan roll film, teknologi disc, kemudian MicroSD. Namun tak hanya teknologi, penonton pun berevolusi.
Cara konsumen yang berubah dalam menikmati film pun, membuat para preator harus terus berpikir lebih kreatif. Bahkan di era digital sekarang, ada istilah critical ten second.
"Dalam 10 detik pertama kalau mereka tidak suka, mereka bisa pindah. Penonton itu kritis, jadi sangat penting untuk membuat penonton engaged dengan kita di 10 detik pertama," ungkap pria kelahiran 11 Januari 1985 tersebut.
Melihat segala perkembangan tersebut, Angga pun menyambut baik kehadiran kamera 360 derajat. Ia merasa tertantang membuat film dengan format 360 derajat, terlebih lagi saat ini video semacam itu tengah populer di kalangan masyarakat.
Karena itu, Angga saat ini tengah menyiapkan film Filosofi Kopi 2 yang akan direkam menggunakan kamera 360 derajat milik Samsung, Gear 360.
Angga menginginkan film tersebut dapat dinikmati penonton, sehingga berharap format 360 derajat dapat menyatu dengan cerita yang ingin disampaikan.
"Kita harus memikirkan teknik pengambilan gambarnya. Karena dengan menggunakan 360 derajat ini, kita mengambil semua sudut. Tapi yang harus diingat, film itu harus bisa menjadi story telling," pungkas Angga.
(Din/Isk)