Liputan6.com, Jakarta - Jika performa baterai ponsel menurun setelah digunakan selama lebih dari setahun, hal itu dinilai masuk akal. Pasalnya, baterai yang dirancang untuk ponsel paling kuat hanya bisa bertahan selama satu tahun. Penyebabnya, reaksi kimia di baterai membuat kinerjanya melemah.
Dikutip dari Business Insider, Jumat (2/12/2016), baterai lithium-ion yang sering digunakan ponsel kebanyakan saat ini memang mengandung unsur kimia. Unsur tersebut dibentuk dalam tiga lapisan. Apa saja?
Lapisan pertama, adalah lapisan negatif yang terbuat dari material grafit dan tembaga. Lapisan ini berfungsi sebagai anode, di mana energi yang berpotensi tersimpan.
Advertisement
Baca Juga
Sementara lapisan kedua adalah lapisan positif yang terbuat dari material aluminium dan lithium. Lapisan bernama katode ini berperan untuk menyetok energi baterai yang sudah digunakan ponsel, serta menjadi polimer elektrolit yang membuka akses kepada ion untuk mengalir di antara kedua lapisan tersebut.
Jadi, dua lapisan ini menciptakan reaksi kimia yang secara langsung memberikan energi untuk menyalakan ponsel. Jika pengguna menyalakan ponsel, lapisan tersebut akan menghantarkan elektron untuk mengalir.
Namun, elektron yang berada di lapisan anode tidak memiliki ruang yang 'leluasa' karena mereka berada di dalam kondisi energi tinggi.
Maka itu, mereka berpindah ke lapisan katode untuk mencari kondisi energi lebih rendah. Perpindahan elektron dari lapisan anode ke katode ini memberikan energi ke ponsel. Selama proses itu berlangsung, elektron tersebut menyisakan atom lithium yang dapat membuat baterai bisa diisi ulang.
Nyatanya, proses pengisian ulang baterai juga memiliki siklus. Setelah sekitar 400 kali diisi ulang, ponsel akan kehilangan 20 persen kemampuan mengisi daya serta lebih cepat mengalami low-battery. Karena itu, baterai lithium-ion hanya memiliki usia dalam rentang waktu 2-3 tahun.
Untuk mengoptimalkan performa baterai, pengguna bisa memanfaatkan beberapa fitur seperti Low Power Mode, atau juga mengatur pencahayaan layar ponsel. Selain itu, disarankan juga untuk mematikan Bluetooth dan Wi-Fi bila tidak terlalu sering dibutuhkan.
(Jek/Why)