Liputan6.com, Jakarta - Amazon beberapa hari lalu mengumumkan pembukaan toko grocery fisik Amazon Go yang memungkinkan konsumennya untuk berbelanja tanpa harus mengantre saat melakukan pembayaran di kasir.
Sebelumnya dalam laporan The Wall Street Journal, Amazon berharap membuka 2.000 unit toko fisik serupa. Amazon pun mengungkapkan bahwa hal tersebut tidaklah benar.
Advertisement
Baca Juga
"Kami tidak memiliki rencana membuka 2.000 atau apa, sungguh tak mendekati (rencana kami). Kami masih dalam proses belajar," tutur juru bicara Amazon yang tidak disebutkan namanya dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Minggu (11/12/2016).
Pernyataan itu sekaligus mengindikasikan bahwa raksasa e-Commerce Amerika Serikat itu tak buru-buru menghadirkan toko fisik di seluruh dunia.
Pada laporan Wall Street Journal sebelumnya disebutkan bahwa Amazon memang tak akan meluncurkan toko fisik dalam waktu dekat. Namun, peluncuran 2.000 toko bergantung pada keberhasilan lokasi toko.
Sementara dokumen internal perusahaan Oktober lalu mengungkap bahwa ada indikasi Amazon percaya bahwa Amerika bisa mendukung 2.000 toko grocery fisiknya. Laporan itu juga mengindikasikan bahwa Amazon hanya tertarik membuka 20 toko fisik hingga dua tahun mendatang.
Amazon Go sendiri diluncurkan di Seattle Amerika Serikat. Secara bentuk mirip dengan toko serba ada. Bedanya adalah, konsumen benar-benar bebas mengantre saat hendak membayar di kasir.
Nantinya proses pembayaran dilakukan dengan bantuan kamera, sensor, dan sejumlah teknologi lain yang mampu melacak barang-barang apa yang telah diambil oleh konsumen. Selanjutnya, secara otomatis tagihan bakal diinformasikan melalui akun Amazon milik konsumen lewat aplikasi Amazon Go.
(Tin/Cas)