Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan drone alias pesawat nirawak untuk merekam berbagai kegiatan kini makin marak, termasuk untuk mengabadikan momen pernikahan.
Alih-alih berhasil diabadikan, pernikahan Barry Billcliff yang berlangsung di Searles Castle, Windham, New Hampshire, Amerika Serikat, Agustus lalu jadi tak sempurna lantaran drone yang digunakan justru jatuh menimpa tamu saat sedang terbang.
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari CNET, Selasa (13/12/2016), saat sedang merekam momen, tiba-tiba saja drone itu kehilangan arah dan akhirnya menghujam ke wajah para tamu. Sebagian tamu pun menggugat Billcliff.
Advertisement
Baca Juga
Adapun Billcliff bersikeras bahwa dirinya tak mengoperasikan drone itu saat jatuh. Kepada Boston Herald, Billcliff mengatakan orang yang menerbangkannya adalah salah satu kawannya.
Kelly Eaton dan Kneena Ellis, korban peristiwa itu, mengajukan gugatan kepada Billcliff dan Searles Castle Event Management.
Ellis mengaku, ia menderita luka di dahi dengan 20 jahitan, sedangkan Eaton mengklaim tulang hidungnya patah serta menderita gegar otak. Meski begitu, pengacara keduanya, Andrew LaCourse tak berkomentar terkait kejadian ini.
Wakil Presiden Searles Castle Event Management Scott Robb memberikan sebuah pernyataan. "Tuan Billcliff telah diberi tahu bahwa dia tidak diizinkan untuk menerbangkan sebuah drone di kastil karena pihak kami mematuhi hukum," tutur Robb.
Robb mengatakan, Billcliff tak mengindahkan aturan dan tetap menerbangkan drone meski telah diperintahkan untuk berhenti. Ia diduga menerbangkan kembali drone tersebut dan terjadilah hal yang tak diinginkan. "Sayangnya sudah terlambat," ujar Robb menambahkan.
Tak hanya itu, Robb menegaskan bahwa pihaknya tak bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Malangnya, selain dituntut oleh kedua tamu dan disalahkan pihak menajemen, sang pengantin wanita juga marah kepada Billcliff. "Dia sangat marah pada saya dan dia berpikir, saya telah menghancurkan pernikahan kami," kata Billcliff.
(Tin/Why)