Sukses

Kaleidoskop Tekno Maret: Master Photoshop dan Presiden Perdamaian

Maret 2016 setidaknya ada 2 artikel yang menyedot perhatian yakni 'Master Photoshop' dengan 'skill tingkat dewa' dan 'Presiden Perdamaian'.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Maret 2016 setidaknya ada dua artikel yang paling banyak menyedot perhatian pembaca Tekno Liputan6.com yakni seorang 'Master Photoshop' dengan 'skill tingkat dewa' dan 'Presiden Perdamaian' yang hadir di tengah-tengah aksi demonstrasi supir taksi.

Master Photoshop yang dimaksud adalah James Fridman, yang berasal dari Amerika Serikat. Ia, melalui Instagram, Twitter, dan email, menerima permintaan untuk mengedit foto dari siapa pun.

Namun jangan terlalu berharap banyak karena foto yang diedit oleh dia, akan betul-betul di luar dugaan kamu. Misalnya, seorang pengguna Twitter mengunggah sebuah foto dan mengeluh kepada James sering disebut 'leher jerapah' oleh teman-temannya, sehingga meminta James mengedit foto tersebut. Namun menurut James, leher orang itu baik-baik saja dan akhirnya, James malah mengedit leher pria tersebut menjadi sangat panjang layaknya leher jerapah.

 

Ada pula seorang remaja pria yang meminta James menempatkan dirinya di belakang tank. Ini tentu merupakan permintaan yang keliru dan ambigu. Alih-alih mengedit foto remaja itu menjadi bagus, yang ada sosok remaja itu malah sama sekali tidak terlihat karena James mengatakan, "Kau ada di belakang tank ini", sehingga remaja itu tidak terlihat.

 

 

Mau lihat kaya apa hasil editan James fridman lainnya? Cari tahu di sini dan di sini.

2 dari 2 halaman

Presiden Perdamaian

Bulan Maret 2016, tepatnya pada tanggal 23, berlangsung aksi demonstrasi supir taksi yang menolak kehadiran penyedia layanan pemesanan transportasi berbasis aplikasi.

Di tengah-tengah demonstrasi yang berlangsung ricuh, ada sosok perempuan paruh baya dengan selempang bertuliskan 'Presiden Perdamaian'. Fotonya dengan cepat menjadi viral di internet baik melalui media sosial ataupun aplikasi perpesanan. 

Mengapa tidak, penampilannya terlihat heboh; ia mengenakan kacamata hitam berwarna cokelat, jemari tangan dipenuhi cincin akik, serta baju terusan, dan tas berwarna cokelat. 

Selain itu, ia mengenakan sebuah topi mirip dengan topi ala sheriff, yang juga berwarna coklat. Topi tersebut juga dilengkap dengan bintang, yang membuatnya terlihat layaknya sheriff sungguhan. Linimasa Twitter pun dibanjiri celotehan mengenai perempuan itu. Bahkan, ia sempat menjadi trending topic. 

Usut punya usut, ia bernama Herawaty Rinto Paeran. Berdasarkan penelusuran Tekno Liputan6.com dari berbagai sumber, ia menyebut dirinya sebagai Presiden Perdamaian sejak 2000. 

"Saya menyerukan perdamaian. Saya sering datang ke tempat-tempat konflik dan acara demonstrasi. Perdamaian di dunia harus ditegakkan. Saya terus menyerukannya di mana-mana," katanya beberapa waktu lalu.

Sementara itu, sebuah paper yang ditulis Sisca Spencer Hoky menyebutkan Herawaty merupakan seorang putri dari veteran perang. Ia tumbuh dengan cerita perjuangan ayahnya semasa perang melawan penjajah. Hal inilah yang menjadi alasannya ikut mempertahankan perdamaian di Indonesia. Wanita paruh baya itu pun memutuskan untuk menjadi seperti sang ayah yang berjuang hanya untuk negaranya.

Ia menyebut, gelar Presiden Perdamaian diperolehnya dari Tuhan atas usahanya menciptakan perdamaian di dunia. Pada 2004, ia mengaku diundang ke konferensi Universal Peace Federation (UPF) yang diselenggarakan PBB. Selanjutnya, ia mulai diundang untuk mengikuti kegiatan-kegiatan UPF lainnya.

Setelah dua tahun bersama UPF, ia pernah menghadiri pertemuan duta besar dunia untuk perdamaian dan hal itu dilakukannya hingga saat ini. Di antaranya, ia hadir dalam berbagai kegiatan aksi demonstrasi seperti aksi demonstrasi sopir taksi dan juga pernah muncul di aksi demonstrasi penolakan hasil Pilpres 2014. 

Dengan misinya sebagai duta perdamaian, rupanya ia tak main-main. Terungkap, di rumahnya disebut-sebut banyak terdapat poster dan foto-foto diri dengan berbagai jargon antara lain tulisan 'Merdeka ataoe Mati!!!'

(Why/Ysl)