Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak seluruh operator seluler untuk mematikan jaringan 2G dan fokus memberikan layanan internet cepat melalui jaringan 3G dan 4G.
Menurut pria yang akrab disapa Chief RA, hal tersebut dapat meningkatkan bisnis digital dan efisiensi pengeluaran industri telekomunikasi.
Namun, operator seluler tidak bisa semudah dan secepat itu mengikuti ajakan tersebut. Bagi Telkomsel misalnya, ajakan Rudiantara untuk mematikan jaringan 2G dianggap sebagai tantangan tersendiri.
Advertisement
"Pak Menteri katakan tahun 2019 jaringan 2G sudah beres, itu belum bisa. Maksudnya pak menteri, operator seluler harus memiliki rencana mengenai 2G di tahun 2018. Tentu kami harus membuat roadmap-nya, sebab upaya shut down 2G harus ada sosialisasi dan edukasi, tidak bisa tiba-tiba 2G dimatikan semua," kata VP Technology dan Sytem Telkomsel Ivan C Permana saat ditemui di sela acara Energizing Economy Digital yang digelar IndoTelko di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Ivan mengungkap, upaya mematikan jaringan 2G harus dilakukan secara bertahap. "Mungkin maksud pak menteri, operator duduk bersama, membuat rencana bagaimana Indonesia ke depannya, bagaimana masyarakat Indonesia mulai meninggalkan 2G. Sebab dengan adanya teknologi yang lebih tinggi ekonomi digital bisa berjalan dengan lebih baik," tutur Ivan.
Baca Juga
Ia mengungkapkan, jika pemerintah ingin mengajak operator mematikan jaringan 2G butuh lebih dari sekadar memerintahkan operator seluler mematikan 2G. Lebih utama, pemerintah harus menyosialisasikan upaya tersebut kepada masyarakat, memberitahukan bahwa dalam waktu satu atau dua tahun Kemenkominfo bakal mematikan teknologi 2G, sehingga masyarakat diharapkan berpindah ke 3G atau 4G.
"Sejauh ini belum ada (edukasi). Dalam artian, misalnya edukasi bahwa masyarakat tidak boleh menggunakan mobil (berpelat nomor) ganjil. Kalau dalam 2G, belum ada imbauan ke masyarakat, 'tolong jangan beli ponsel 2G'," kata Ivan.
Lebih lanjut, Ivan mengatakan, jika pemerintah berupaya mematikan jaringan 2G, perlu perencanaan serta percobaan. "Misalnya di Jakarta dulu yang ponselnya lebih modern, kalau di Jayapura dan Pidie (Aceh) tentunya masih banyak (masyarakat) yang menggunakan ponsel 2G," katanya.
Bagi Telkomsel, secara teknologi bisa saja pihaknya mematikan jaringan 2G. Namun bila memikirkan masyarakat tentu hal tersebut tak mungkin dilakukan.
"Nggak visible dilakukan di 2019, karena butuh edukasi yang cukup. Belajar dari wacana pemerintah sudah lima tahun masih belum bisa berpindah dari TV analog ke digital. Kalau analog dimatikan, masyarakat kan lebih banyak yang menggunakan antena UHF. Kalau siaran dimatikan, masyarakat tidak bisa menonton. Demikian juga dengan jaringan 2G," ujar Ivan menjelaskan.
(Tin/Ysl)