Sukses

Mayoritas Generasi Milenial Kutu Loncat

Data menunjukkan hampir 65,8 persen generasi milenial adalah kutu loncat alias tidak betah bekerja dalam waktu lama di satu perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Data menunjukkan hampir 65,8 persen generasi milenial adalah kutu loncat alias tidak betah bekerja dalam waktu lama di satu perusahaan. Mereka akan pindah kerja dalam waktu kurang dari 1 tahun. Demikian hasil survei yang dilakukan perusahaan penyedia informasi lowongan pekerjaan JobStreet.com terhadap 3.500 responden di Indonesia.

Generasi milenial lahir dan tumbuh dikelilingi oleh internet, smartphone, laptop, dan media sosial. Mereka bisa mendapatkan segala informasi secara instan. Generasi-generasi ini mampu menggunakan teknologi dan alat kerja/bisnis dengan lebih baik dibanding para seniornya.

"Biasanya dulu orang pindah kerja setelah kerja pertama (first jobber), beda dengan generasi milenial. Hampir semua generasi ini kutu loncat," kata Faridah Lim, Country Manager JobStreet.com Indonesia, di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Ia menambahkan, alasan generasi milenial pindah kerja sangat beragam, mulai dari merasa tidak cocok dengan lingkungan kerja, merasa kurang 'dilihat', keuntungan yang didapat, hingga merasa tidak bahagia di tempat kerja tersebut.

Lalu apa yang dicari para generasi muda sekarang dalam bekerja? Menurut Faridah, selain gaji, faktor lain yang jadi pertimbangan adalah adanya pelatihan (training) dan kesempatan untuk berkembang karena generasi ini memiliki passion tinggi untuk belajar.

Faridah Lim, Country Manager JobStreet.com Indonesia. (Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum)

"Mereka tidak begitu peduli apakah itu perusahaan lokal atau asing, yang penting mereka bisa mengembangkan diri. Perusahaan lokal pun jadi incaran," tambah Faridah.

Makin berpengalaman, mereka akan makin selektif dalam memilih perusahaan. Karena itu, jika perusahaan tidak melakukan usaha-usaha untuk menarik mereka, besar kemungkinan mereka akan beralih ke perusahaan lain.

Pada 2020, generasi milenial diprediksi akan menggantikan generasi Baby Boomers (generasi yang lahir antara 1940-1960) dan memenuhi 50 persen dari angkatan kerja global. Keberadaan generasi milenial sangat berpengaruh terhadap dunia kerja karena aspirasi karier, sikap mereka di lingkungan kerja, dan pengetahuan mereka tentang teknologi akan menentukan budaya kerja di masa depan. Namun memang beberapa sikap dan karakteristik generasi milenial merupakan tantangan bagi perusahaan.

Untuk memberikan aspirasi dan membantu HRD menemukan solusi dan tantangan yang dihadapi saat ini, JobStreet.com menggelar forum interaktif bagi para profesional HR melalui acara "HR Networking Event 2016". Forum ini membahas tentang "War of the Millenial Workforce" dan bagaimana mengelola tenaga kerja multigenerasi.

(Dew/Why)