Liputan6.com, Jakarta - Yahoo beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa sebanyak 1 miliar akun penggunanya menjadi korban peretasan sejak Agustus 2013.
Ini bukan kali pertama Yahoo mengalami pencurian data. Sebelumnya, perusahaan internet Amerika Serikat itu juga pernah mengalami peretasan cukup parah, yakni 500 juta akun dibobol datanya.
Lantas, apakah sebagai pengguna kita harus khawatir? Apa yang harus diperbuat?
Advertisement
Baca Juga
Ahli Keamanan Graham Cluley sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari laman BBC, Minggu (18/12/2016) menjawab, "jangan panik." Mungkin banyak orang berpikir bahwa peretasan data itu terjadi tiga tahun lalu dan tak mempengaruhi mereka. Namun, pihak Yahoo sendiri sedang menginvestigasi masalah tersebut.
Meski berpesan agar pengguna Yahoo tak panik, Cluley mengingatkan supaya pengguna melindungi data-datanya.
"Akun email kamu adalah pusat dari seluruh aktivitas online, artinya jika akun email kamu dikuasai orang lain, mereka bisa mengganti password email dan akun lainnya," tutur Cluley. Tak hanya itu, jika dalam email tersebut tersimpan berbagai data seperti nama, nomor telepon, tanggal lahir, dan lain-lain, bisa saja dijual oleh peretas ke dark net.
Untuk itu, dirinya menyarankan agar kamu tak hanya mengganti password Yahoo. Ia juga merekomendasikan mengganti password di seluruh media sosial atau akun online lainnya. Tak hanya password, pertanyaan keamanan pun harus diperbarui.
"Pastikan agar kamu juga membedakan password satu akun dengan akun lainnya," tutur Cluley. Tentunya menghapal berbagai kombinasi password bukanlah hal mudah. Oleh karena itu, cobalah gunakan program manajer password seperti Password Chef, LastPass, atau 1password.
Langkah lain yang perlu dilakukan adalah mengaktifkan autentifikasi dua tahap. Saat ini sudah banyak penyedia layanan yang menawarkan autentifikasi ini, misalnya dengan mengirimkan kode masuk ke ponsel melalui pesan singkat. Jika kamu mengaktifkannya, orang lain tak mudah mudah memasuki akun kamu.
Sementara itu, pakar keamanan Universitas Surrey Profesor Alan Woodward mengatakan mengganti password tak cukup untuk mengamankan akun di dunia maya.
Ia pun menyarankan untuk tak memasukkan data pribadi ke dunia maya. "Seperti seorang ratu, aku memiliki dua tanggal lahir, tanggal lahir di dunia maya dan tanggal lahir asli. Saya juga tak memasukkan alamat asli ke akun online, kecuali untuk keperluan finansial," tutur Woodward.
Akun Yahoo memungkinkan pengguna melihat aktivitas terbaru akun miliknya. Misalnya komputer yang dipakai untuk log-in serta lokasi log-in tersebut. Nah, pengguna Yahoo bisa memeriksa hal ini jika dirasa ada perilaku yang mencurigakan yang tak dilakukannya.
(Tin/Ysl)