Liputan6.com, Jakarta - Penyedia layanan internet berlisensi, Bolt, kini telah memiliki 2,6 juta pelanggan sejak diluncurkan pada November 2013. Bolt menargetkan 1,5 juta pelanggan di 2017 sehingga total pelanggannya dapat mencapai 4,1 juta pengguna.
Apa langkah Bolt merealisasikan target tersebut? Dalam sebuah wawancara khusus, Chief Product Officer (CPO) Bolt Billy Abe menjelaskan pihaknya masih akan menggunakan MiFi dan Router untuk promosi kepada pelanggan. Menurut Billy, target tersebut bisa tercapai seiring dengan banyaknya pengguna smartphone 4G di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Tahun depan Bolt akan agresif. Saat ini kami melihat bahwa pelanggan kami banyak menggunakan, sedangkan untuk smartphone 4G tipe apapun. Juni lalu kami meluncurkan kartu SIM baru. Setelah memperkenalkan SIM card ini, penjualan kami meningkat dua kali lipat. Sejak diluncurkan, sudah ada 900 ribu kartu SIM yang digunakan," kata Billy beberapa waktu lalu.
Saat ini, lisensi jaringan Bolt terbatas di Jabodetabek dan Sumatera Utara. Namun, kata Billy, Bolt terus memperluas layanannya di daerah-daerah tersebut. Misalnya dengan ekspansi ke Banten untuk wilayah Jabodetabek dan Aceh untuk wilayah Sumatera Utara.
Billy tak memungkiri, perusahaan ingin melakukan ekspansi ke kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Bali, dan lain-lain. Namun, untuk ekspansi ke wilayah lain perusahaan membutuhkan lisensi jaringan.
"Kami memiliki lisensi jaringan 2.3GHz di region satu (Sumatera Utara) dan empat (Jabodetabek), kalau kami memiliki lisensi di area 8 atau 9 (Surabaya), kami akan masuk ke sana," tutur Billy.
Program Bundling Smartphone
Tak hanya menghadirkan kartu SIM untuk smartphone 4G, Bolt juga akan menghadirkan program bundling smartphone 4G dengan layanan internet cepat yang mereka miliki.
Tahun 2014, Bolt pernah meluncurkan sebuah smartphone yang dinamai Powerphone. Namun menurut Billy, penjualannya tak memuaskan. Sementara, 2015 Bolt bekerja sama dengan Samsung menghadirkan paket bundling untuk Galaxy J5, J1, dan J2.
"Orang Indonesia itu tidak begitu suka dengan HP Tiongkok, mereka senang dengan smartphone Tiongkok bermerek terkenal, seperti Xiaomi, Vivo, Oppo, Huawei. Karenanya kami akan bermitra dengan mereka, termasuk dengan Samsung juga," kata Billy memberi penjelasan.
Selain paket bundling smartphone, pada kuartal kedua 2017, Bolt akan tetap menghadirkan MiFi dan router rumahan, sebab 80 persen pelanggan masih menggunakan MiFi. Bedanya MiFi dan router rumahan yang akan diluncurkan berteknologi 4G LTE Cat6, sementara kebanyakan perangkat wifi dan router saat ini memiliki teknologi 4G LTE Cat4.
Dengan dukungan jaringan berteknologi 4G LTE Cat6, kecepatan akses internet yang didapatkan bisa dua kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan teknologi 4F LTE Cat4. "Kalau Cat4 kecepatan aksesnya hanya 100Mbps, Cat6 bisa mencapai 200-300Mbps," ujar Billy.
Strategi lainnya yang akan dilakukan Bolt adalah meluncurkan paket data yang didasarkan pada kebutuhan pelanggan. Hal ini dilakukan, sebab konsumen memiliki perilaku masing-masing saat menggunakan paket data, ada yang senang bermain media sosial dan ada pula yang menyukai video atau music livestreaming.
"Untuk itu, Bolt akan membuat paket yang terjangkau guna memenuhi kebutuhan dan gaya hidup pengguna. Jadi ini lifestyle based data plan," katanya.
(Tin/Cas)
Advertisement