Liputan6.com, Jakarta - Menghabiskan waktu berlama-lama di Facebook untuk sekadar ingin tahu tentang sesuatu rupanya bisa menimbukan kesengsaraan.
Baru-baru ini, tim peneliti di University of Copenhagen, Denmark, menemukan bahwa pengguna media sosial aktif maupun pasif bisa menurunkan tingkat kepuasan hidup sekaligus kondisi emosinal.
Penggunaan pasif yang dimaksud adalah seorang pengguna hanya melihat apa yang diunggah oleh pengguna lain tanpa melakukan interaksi apapun.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya partisipan mengikuti pre-test yang diberikan oleh peneliti untuk melihat bagaimana mereka memakai Facebook selama ini dan mengetahui apakah tergolong dalam pengguna aktif atau pasif.
"Para partisipan yang istrirahat selama satu minggu dari Facebook tercatat memiliki tingkat kepuasan hidup lebih tinggi serta kondisi emosional yang lebih baik," tutur peneliti sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Metro.co.uk, Rabu (28/12/2016),
Adapun, penelitian dilakukan dengan melibatkan 1.095 partisipan di Denmark yang dibagi menjadi beberapa kelompok.
Lantas, perlukah kamu berhenti menggunakan Facebook? Jawabannya, tidak perlu. Pasalnya, menurut hasil studi, semua itu berkaitan dengan bagaimana seseorang menggunakan Facebook.
Pengguna Facebook dikategorikan menjadi "pengguna berat", "pengguna pasif", dan "pengguna sirik". Masing-masing dari mereka mempunyai dampak yang berbeda-beda saat sedang tak menggunakan Facebook selama satu minggu.
Setelah ditelaah lebih lanjut, pengguna berat Facebook perlu mengurangi aktivitasnya di Facebook untuk meningkatkan kondisi hidupnya.
"Jika seseorang cenderung sering iri hati saat menggunakan Facebook, ia harus menghindari melihat hal-hal tertentu, (misalnya teman tertentu) yang menyebabkan pengguna tersebut iri hati," demikian hasil penelitian tersebut.
Sementara, bagi pengguna pasif Facebook harus menghindari tingkah laku ini. Bila mengubah perilaku di Facebook cukup sulit, pengguna pasif disarankan untuk berhenti memakai jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu.
Penelitian seperti ini bukanlah yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya, pada 2013, sebuah studi menemukan bahwa Facebook mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkah laku orang berusia dewasa awal. Sementara tahun 2014, sebuah penelitian menyebut, penggunaan Facebook bisa menuntun pada kondisi depresi.
(Tin/Cas)