Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pemain besar di bidang virtual reality, Oculus, baru saja mengakuisisi The Eye Tribe, sebuah startup beranggotakan 16 orang yang membangun perangkat lunak pelacak mata. Demikian dikutip dari Recode, Kamis (29/12/2016).
Seorang juru bicara Oculus mengonfirmasi kabar ini. Namun, juru bicara tersebut menolak berkomentar lebih lanjut, termasuk mengenai bentuk kesepakatan dalam akusisi ini dan berapa banyak pegawai The Eye Tribe yang akan bergabung ke perusahaan yang dicaplok oleh Facebook pada 2014 lalu dengan nilai US$ 2 miliar itu.
Tentu saja, tidak sulit bagi kita untuk berspekulasi bagaimana Oculus akan memanfaatkan teknologi pelacak mata milik Eye Tribe. Misalnya, kolaborasi kedua perusahaan ini bisa saja akan membuat navigasi dasbor virtual reality menjadi lebih canggih tanpa menggerakkan kepala, melainkan cukup dengan menggerakkan mata saja.
Advertisement
Baca Juga
Atau, bisa saja Oculus akan memungkinkan pengguna perangkatnya melakukan percakapan dengan pengguna virtual reality lainnya, yang meliputi detail objek apa yang tengah ia lihat.
Bisa juga ada manfaat bisnis untuk teknologi semacam ini. Facebook menghasilkan sebagian besar pemasukannya dari iklan. Pelacakan apa yang pengguna benar-benar lihat di virtual reality disebut bisa menjadi kunci untuk mengukur dan memberikan iklan yang lebih baik.
Adapun pemanfaatan virtual reality kini makin meluas.
Perusahaan pengembang virtual reality berbasis di New York, Cerevrum Inc, membuat aplikasi Dating Lessons VR. Aplikasi ini dapat membantu pengguna untuk menemukan 'kode' tertentu yang mampu membuat wanita terpesona.Â
Lewat saran dari pelatih profesional bernama Magic Leone, pengguna akan mendapatkan bocoran-bocoran yang memberitahukan apa yang harus dilakukan saat pertama kali mendekati wanita dengan baik dan benar.Â
(Why/Isk)