Liputan6.com, Jakarta - Pengemudi GrabBike buka suara soal alasan mengapa mereka menggelar aksi demo di kantor pusat Grab Indonesia di kawasan Rasuna Said, Kamis (5/1/2017).
Kepada Tekno Liputan6.com seorang pengemudi GrabBike bernama Vicky mengatakan ada beberapa poin yang dituntut para pengemudi di demo yang berlangsung pada hari ini. Tercatat, ada empat tuntutan yang didesak pengemudi agar manajemen Grab Indonesia segera menindaklanjuti.
"Yang pertama kami ingin tarifnya dinaikkan, argo sekarang terlalu murah, Rp 1.500 per kilometer. Otomatis pendapatan kami juga berkurang. Kami minta Grab untuk menaikkan tarif menjadi Rp 2.500 per kilometer," kata Vicky di tengah-tengah aksi demo.
Advertisement
Baca Juga
Ia menjelaskan, padahal Grab pernah menetapkan tarif Rp 4.000. Kini, penurunan tarif hanya dilakukan oleh Grab tanpa ada sounding ke para pengemudi.
Selain itu, pengemudi yang juga tergabung dalam Forum Gabungan GrabBike Bersatu ini mengatakan Grab tidak melakukan aktualisasi kemitraan. Akibatnya, semua kebijakan yang ditetapkan hanya berjalan sepihak dari pihak manajemen.
"Terus mereka juga melarang demo. Ada di kode etik perusahaan mereka di nomor 60. Ini tidak sesuai karena kan kita bisa menyampaikan aspirasi di depan umum berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998," ia meneruskan.
Dan poin terakhir yang diklaim sebagai tuntutan utama Grab, adalah meminta manajemen untuk mengaktifkan kembali mitra pengemudi yang di-ban (blokir) sejak aksi mogok pengemudi yang dilakukan pada 16 Desember 2016 lalu.
"Mereka yang diblokir tidak tahu kesalahannya, jadi diminta diaktifkan lagi," terang Vicky.
Jika memang manajemen Grab mampu memenuhi empat tuntutan yang diajukan para pengemudi GrabBike, mereka bernjanji tak akan lagi melakukan aksi demo untuk ke depannya.
Hingga berita ini diturunkan, manajemen Grab hendak memberikan konfirmasi secara detail ke Tekno Liputan6.com, sedangkan massa pengemudi GrabBike masih memadati area Rasuna Said.
(Jek/Ysl)