Liputan6.com, Bogor: Bunga bangkai (Rafflesia patma), Rabu (2/60, mekar untuk pertama kalinya sejak 81 tahun terakhir di Kebun Raya Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat.
Peneliti Kebun Raya Bogor Sofie Mursidawati mengatakan bahwa tumbuhan endemik Jawa Barat ini berhasil tumbuh di luar habitat aslinya (eks situ). Sofie memulai penelitiannya pada tahun 2004 untuk mengembangkan Rafflesia patma dengan mengambil inang tumbuhan Tetrastigma (jenis anggur-angguran) di kawasan Pangandaran, Jawa Barat.
Bunga Rafflesia patma yang merupakan kerabat dekat Rafflesia arnoldii itu terakhir mekar di Kebun Raya Bogor tahun 1929. Bunga ini tumbuh dengan diameter 30 cm, memiliki lima kelopak berwarna jingga muda agak pudar dari warna aslinya. Pertumbuhan Rafflesia menjadi incaran peneliti dalam dan luar negeri karena sifat hidupnya yang misterius dan langka. Sofie mengatakan, peneliti Indonesia dan Malaysia berlomba-lomba dalam penelitian terkait Rafflesia. "Mekarnya bunga bangkai ini di Kebun Raya Bogor menjadikan Indonesia sebagai patokan utama dalam penelitian terkait bunga langka ini," katanya.
Saat ini kelima kelopak bunga Rafflesia patma belum mekar penuh. Menurut Sofie, ada 10 calon bunga Rafflesia Patma di Kebun Raya Bogor. Tiga di antaranya sudah mati, satu calon bunga mekar pada Rabu (2/6). "Masih ada enam calon bunga yang ditunggu proses mekarnya," katanya. Informasi mengenai mekarnya Rafflesia patma ini menarik minat pengunjung KRB, namun pihak KRB belum mengizinkan pengunjung untuk melihat bunga bangkai tersebut karena perkembangannya masih akan terus diawasi dengan ketat.
"Lagipula lokasi tumbuhnya bunga langka ini di kawasan pembibitan yang bukan merupakan kawasan umum. Jumlah pengunjung yang bisa melihat dibatasi karena dikhawatirkan mengganggu pertumbuhannya," kata Sofie. Rafflesia patma merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Bunga langka ini hanya mekar selama sekitar satu minggu setelah itu layu. (Ant)
Peneliti Kebun Raya Bogor Sofie Mursidawati mengatakan bahwa tumbuhan endemik Jawa Barat ini berhasil tumbuh di luar habitat aslinya (eks situ). Sofie memulai penelitiannya pada tahun 2004 untuk mengembangkan Rafflesia patma dengan mengambil inang tumbuhan Tetrastigma (jenis anggur-angguran) di kawasan Pangandaran, Jawa Barat.
Bunga Rafflesia patma yang merupakan kerabat dekat Rafflesia arnoldii itu terakhir mekar di Kebun Raya Bogor tahun 1929. Bunga ini tumbuh dengan diameter 30 cm, memiliki lima kelopak berwarna jingga muda agak pudar dari warna aslinya. Pertumbuhan Rafflesia menjadi incaran peneliti dalam dan luar negeri karena sifat hidupnya yang misterius dan langka. Sofie mengatakan, peneliti Indonesia dan Malaysia berlomba-lomba dalam penelitian terkait Rafflesia. "Mekarnya bunga bangkai ini di Kebun Raya Bogor menjadikan Indonesia sebagai patokan utama dalam penelitian terkait bunga langka ini," katanya.
Saat ini kelima kelopak bunga Rafflesia patma belum mekar penuh. Menurut Sofie, ada 10 calon bunga Rafflesia Patma di Kebun Raya Bogor. Tiga di antaranya sudah mati, satu calon bunga mekar pada Rabu (2/6). "Masih ada enam calon bunga yang ditunggu proses mekarnya," katanya. Informasi mengenai mekarnya Rafflesia patma ini menarik minat pengunjung KRB, namun pihak KRB belum mengizinkan pengunjung untuk melihat bunga bangkai tersebut karena perkembangannya masih akan terus diawasi dengan ketat.
"Lagipula lokasi tumbuhnya bunga langka ini di kawasan pembibitan yang bukan merupakan kawasan umum. Jumlah pengunjung yang bisa melihat dibatasi karena dikhawatirkan mengganggu pertumbuhannya," kata Sofie. Rafflesia patma merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Bunga langka ini hanya mekar selama sekitar satu minggu setelah itu layu. (Ant)