Liputan6.com, Beijing - Ambisi Alibaba tak hanya dibuktikan dengan mendominasi bisnis online. Raksasa e-Commerce Asia tersebut baru-baru ini dilaporkan juga 'bermain' di ranah bisnis offline dengan mengakuisisi salah satu jaringan ritel terbesar di Tiongkok, Intime Retail Group.
Sebelumnya, Alibaba memang sudah memiliki sekitar 28 persen saham Intime, namun ke depannya mereka akan mengakuisisi Intime secara utuh lewat serangkaian proses.
Advertisement
Baca Juga
Menurut informasi yang dimuat di laman Bloomberg, Kamis (12/11/2017), strategi akuisisi yang dilakukan Alibaba adalah dengan menerapkan skema privatisasi senilai US$ 2,6 miliar dolar (setara dengan Rp 34 triliun). Proses pengalihan kepemilikan itu diharapkan akan meningkatkan saham Intime dengan perlahan.
Pendiri Intime, Shen Guojun, bersama Alibaba juga telah sepakat menentukan biaya per saham sebesar 10 dolar Hong Kong (setara dengan Rp 17 ribuan) agar bisa mengambil saham yang belum Alibaba miliki pada jaringan terdaftar di Hong Kong.
Imbas dari kesepakatan ini otomatis akan meningkatkan valuasi saham Alibaba dari yang tadinya 28 persen menjadi 74 persen. Awalnya, Alibaba melakukan investasi sebesar US$ 692 juta (Setara dengan Rp 9,20 triliun) di Intime pada 2014 lalu.
Saham Intime pun akan meningkat 35 persen dengan jumlah per lembar saham sebesar 9,54 dolar Hong Kong (setara dengan Rp 16 ribuan).
Alibaba menilai, akuisisi ini muncul atas dasar cetusan pemerintah Tiongkok yang mengimbau para pelaku e-Commerce untuk bergabung dengan toko offline. Strategi itu dianggap bisa menjadi 'tombak' di tengah lesunya kondisi ekonomi Tiongkok. Apalagi, volume transaksi Alibaba menurun di beberapa kuartal terakhir.
Nanti, Alibaba akan hadir di mal-mal Intime dalam bentuk booth fisik. Pengunjung yang ingin berbelanja online di Alibaba bisa memakai booth tersebut.
Seperti diketahui, Intime merupakan operator mal terbesar yang mengoperasikan 29 department store dan 17 mal di seluruh Tiongkok. Masuk akal, melihat dari portfolio Intime, strategi ini secara langsung akan memperluas bisnis offline Alibaba.
(Jek/Ysl)