Sukses

Bos Snapchat Jadi Miliarder Termuda Dunia Versi Forbes

Bos Snapchat memang beruntung. Selain punya tunangan cantik, ia jadi miliarder termuda versi Forbes dengan nilai kekayaan Rp 28 Triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Hidup rasanya begitu indah untuk Bos Snapchat Evan Spiegel. Di usia masih sangat muda, tepatnya 26 tahun, tunangan supermodel cantik Miranda Kerr ini mendapat gelar miliarder termuda di dunia versi Forbes.

Sebagaimana Tekno Liputan6.com dari Forbes, Sabtu (14/1/2017), ia tercatat sebagai satu dari empat belas miliarder yang berusia di bawah empat puluh tahun. Selain Spiegel, kompetitornya, Mark Zuckerberg juga menempati daftar tersebut dengan kekayaan US$ 55,5 miliar atau setara Rp 740 triliun.

Kesuksesan Spiegel makin terlihat ketika Snapchat pada Mei 2016 meraih pendanaan senilai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 24 triliun. Dengan demikian, valuasi Snapchat mencapai US$ 18 miliar atau setara Rp 240 triliun.

Selanjutnya, pada 23 September 2016, ia mengumumkan rebranding Snapchat menjadi Snap Inc. Perubahan itu sekaligus menandai bisnis Snapchat bukan sekadar media sosial, tetapi telah merambah perangkat keras.

Hal ini dibuktikan dengan peluncuran sebuah kacamata cerdas Spectacles. Kacamata ini mampu merekam video dan mengunggahnya ke jejaring sosial Snapchat.

Forbes juga mencatat, nilai kekayaan pria kelahiran 4 Juni 1990 itu mencapai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 28 triliun. Makin membanggakan, rupanya gelar miliarder itu didapatkan Spiegel murni atas usahanya sendiri, bukan berasal dari harta warisan orang tuanya.

Ia sempat kuliah di Stanford University. Sebelum menyelesaikan pendidikannya, pada 2012, ia meninggalkan Stanford dan fokus mengembangkan Snapchat. Mulanya, Snapchat adalah sebuah desain produk untuk tugas kuliah. Ia membuat aplikasi mobile Snapchat bersama dengan Robert Murphy dan Reggie Brown. Dari sanalah, ia menjabat menjadi CEO Snapchat.

Beberapa tahun setelahnya, yakni 2015, ia mulai berkencan dengan Miranda Kerr dan bertunangan setahun kemudian, tepatnya pada 20 Juli 2016.

(Tin/Why)