Liputan6.com, Jakarta - Terungkap, Apple sangat tertarik untuk memproduksi iPhone di India. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Apple butuh bantuan yang cukup besar dari pemerintah negara tersebut.
Perusahaan asal Negeri Paman Sam itu dilaporkan meminta cukup banyak permintaan terkait keuangan dari India.
Baca Juga
Menurut laporan Bloomberg, Senin (23/1/2017), Apple dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pejabat penting di New Delhi, India, pada pekan depan.
Advertisement
Rencananya, dalam pertemuan akan mendiskusikan persiapan fasilitas manufaktur di negara tersebut. Namun perusahaan disebut memiliki banyak permintaan, salah satunya adalah meminta tax holiday selama 15 tahun untuk impor komponen dan peralatan.
Selain soal produksi iPhone, Chief Executive Officer (CEO) Apple, Tim Cook, pada kunjungan pertamanya di India pada Maret 2016, dilaporkan meminta persetujuan pemerintah setempat agar bisa membuka Apple Store di sana.
India menegaskan bahwa Apple, seperti merek ritel lain, jika ingin membangun toko maka produk yang dijual harus mengandung 30 persen komponen lokal.
Namun pemerintah memberikan sedikit kelonggaran, sehingga perusahaan-perusahaan teknologi dapat mengoperasikan toko mereka selama tiga tahun sebelum memenuhi persyaratan tersebut.
Meski demikian, Apple masih belum puas. Menurut seorang sumber, Apple mengirim sebuah daftar permintaan sebelum pertemuan 25 Januari 2017 dengan sejumlah pejabat departemen pemerintah, termasuk Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi dan Kementerian Perdagangan.
Apple juga meminta pembebasan bea cukai untuk peralatan baru dan bekas yang dibawa ke India. Surat kabar Indian Express melaporkan bahwa Apple menginginkan pembebasan penuh dari kewajiban bahan baku dan komponen. Menurut sumber, Apple tidak akan bersikeras mendapatkan semua yang diminta dalam daftar tersebut. Pihak Apple belum berkomentar terkait laporan ini.
Gandeng Pihak Ketiga
Jika pada akhirnya Apple memproduksi iPhone di India, perusahaan akan bermitra dengan manufaktur pihak ketiga dalam menangani capital intensive untuk membangun pabrik dan merekrut karyawan.
Apple berencana menggandeng perusahaan manufaktur Wistron Corp dari Taiwan, ketimbang mitra utamanya selama ini, Hon Hai Precision Industry Co (Foxconn). Namun, ada kemungkinan Apple akan memperluas kerja sama dengan pemasok lain termasuk Foxconn di masa depan, tergantung dari permintaan pasar.
Pertemuan Apple dan perwakilan Pemerintah India pada pekan depan, akan menjadi momen penting. Jika pemerintah mengabulkan permohonan Apple, maka kemungkinan insentif serupa juga akan didapatkan oleh merek global lain seperti Samsung dan Xiaomi.
"Secara historis, pemerintah tidak memberikan konsesi semacam itu kepada perusahaan lain dan tidak ada peluang dalam kebijakan untuk melakukan hal itu. Apa yang diminta oleh Apple adalah diluar kebiasaan, jadi akan menarik untuk melihat bagaimana tanggapan pemerintah," kata Research Director Gartner yang berbasis di Mumbai, India, Anshul Gupta.
Di sisi lain, Perdana Menteri India, Narendra Modi, menginginkan perusahaan-perusahaan membuat produk di India, sebagai bagian dari kebijakan "Make in India". Kebijakan ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari fasilitas manufaktur dan pekerjaan. Pemerintah tidak ingin perusahaan-perusahaan teknologi hanya menjual produk mereka dan mengambil keuntungan dari basis konsumen yang besar di negara tersebut, tanpa membuat capital investment.
Terlepas dari kesuksesannya di ranah global, Apple adalah pemain kecil di India. Penyebab utamanya adalah harga iPhone dinilai terlalu mahal untuk konsumen lokal. Samsung dan pemain lokal, Micromax Informatics, memimpin pasar India berkat harga perangkat mereka yang terjangkau. Karena itu, memproduksi iPhone dan mendirikan fasilitas ritel di India dinilai akan menjadi salah satu jalan keluar, karena akan membuat smartphone itu lebih murah dan membantu pertumbuhan Apple di sana.
(Din/Ysl)
Advertisement