Liputan6.com, Pyongyang - Terkenal sangat tertutup dunia luar, Korea Utara tetap berupaya terbuka dengan yang namanya teknologi. Walau pada kenyataannya, perangkat teknologi baik hardware maupun software tetap dibatasi pengunaannya.
Korea Utara memang tak mau sembarangan dalam menggunakan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah menggarap teknologi buatan sendiri yang diklaim 'aman' untuk warganya. Padahal jika dilihat, kemutakhiran teknologi tersebut kalah jauh dibanding negara-negara lain.
Advertisement
Baca Juga
Laman Business Insider, Selasa (24.1.2017), melaporkan terdapat sejumlah fakta miris seputar penggunaan teknologi di negara yang dipimpin Kim Jong Un tersebut. Apa saja? Berikut ulasannya.
1. Internet Jadi Barang Langka
Internet sebetulnya tetap ada di Korea Utara. Hanya saja, akses internet dibatasi khusus untuk turis dan jajaran eksekutif.
Kebanyakan masyarakat di Korea Utara menggunakan internet via jaringan internal yang disebut Kwangmyong. Tercatat, jaringan intranet ini hanya menyediakan 22 situs lokal, satu di antaranya merupakan situs e-Commerce bernama Okryu, yang merupakan satu-satunya e-Commerce yang ada di Korea Utara.
Facebook Kloningan Korea Utara
2. 'Facebook' Kloningan
Meski internet dibatasi, nyatanya Korea Utara menghadirkan media sosial (medsos) yang diklaim mirip Facebook, namanya adalah Best Korea's Social Network. Menariknya, medsos tersebut bisa diretas oleh seorang remaja berusia 18 tahun yang tinggal di Skotlandia.
Remaja tersebut mampu masuk lebih jauh serta mengubah iklan, menyebut bahwa dirinya menemukan detail login kemudian mengubahnya untuk menghindarkan situs tersebut dari peretas lain yang mencoba berbuat jahat.
Laman yang diretas itu diketahui memiliki tampilan yang sama dengan Facebook, termasuk pada bagian newsfeed, likes, dan halaman profil.
Best Korea's Social Network dikembangkan dengan software bernama phpDolphin dan analis mengatakan bahwa laman tersebut mungkin merupakan percobaan yang sengaja dibuat untuk publik.
Advertisement
Masyarakat Asing dengan Smartphone
3. Smartphone Dianggap Barang Asing dari 'Masa Depan'
Penulis buku "The Real North Korea", Andrei Lankov, mengungkap bahwa smartphone masih menjadi barang asing di masyarakat Korea Utara. Sampai-sampai, ada seseorang yang mengatakan bahwa smartphone adalah barang dari masa depan.
Pasalnya, mereka masih menggunakan ponsel klasik yang fungsinya hanya untuk menelepon atau sekadar ber-SMS. Berdasarkan informasi yang diungkap Koryolink, salah satu operator telekomunikasi Korea Utara, jumlah pengguna operator di negara itu hanya mencapai 3 juta saja.
Mirisnya, Koryolink membeberkan bahwa pengguna operator tak dapat melakukan panggilan internasional. Hal tersebut dilakukan pemerintah Korea Utara semata-mata demi menjaga keamanan masyarakat untuk tetap menjaga ketertutupan 'informasi' di negara tersebut.
Komputer untuk Orang Kaya
4. Komputer Cuma untuk Orang Kaya
Orang-orang Korea Utara memang boleh menggunakan komputer. Cuma, komputer di negara ini hanya diperuntukkan untuk masyarakat dari kalangan atas.
Ambil contoh, mahasiswa dari Universitas Pyongyang. Kebanyakan dari mereka yang berasal dari keluarga berada, diperbolehkan menggunakan komputer, meski 'gerak-gerik' mereka tetap harus dibatasi.
Advertisement
USB & OS Red Star
5. USB Cuma Jadi Aksesori
Saking langkanya perangkat komputer di Korea Utara--khususnya di Pyongyang--masyarakat yang tak sengaja mendapatkan atau membeli USB di sana tak tahu lagi memakainya untuk apa. Alhasil, mereka menggunakan USB sekadar untuk aksesori penghias.
6. Sistem Operasi Red Star
Meski orang Korea Utara boleh menggunakan komputer, bukan berarti sistem operasi (OS) yang digunakan boleh berasal dari luar, seperti Windows atau MacOS. Diketahui, pemerintah Korea Utara memiliki sistem operasi buatannya sendiri yang bernama Red Star.
Red Star merupakan OS yang hanya terdiri dari sejumlah aplikasi utama, seperti aplikasi pengolah kata, kalendar, dan layanan musik offline.OS tersebut memiliki desain yang seolah menjiplak MacOS, OS buatan Apple.
(Jek/Ysl)