Liputan6.com, Jakarta - Meitu, aplikasi edit foto yang tengah digandrungi pengguna smartphone saat ini, sempat dikabarkan bermasalah, terutama dalam hal keamanan. Seorang pakar keamanan Matthew Garret mengatakan aplikasi ini akan mengirimkan data pribadi penggunanya ke server Meitu di Tiongkok.
Data tersebut dinilai berisiko karena berpotensi diretas dan dijual ke pihak ketiga. Menanggapi hal tersebut, Meitu pun membantahnya. Dalam keterangan resmi yang Tekno Liputan6.com terima, Rabu (25/1/2017), Meitu memastikan tak menjual data pengguna dalam bentuk apa pun.
Data itu semata-mata dikumpulkan untuk mengoptimalkan performa aplikasi, seperti fitur dan efek di dalamnya. Meitu memanfaatkan data itu untuk memahami interaksi pengguna dengan iklan dalam aplikasi. Namun Meitu memang menggunakan layanan pelacakan dari pihak ketiga, selain yang dikumpulkan secara mandiri.
Advertisement
Baca Juga
Alasannya, karena kantor pusat Meitu berlokasi di Tiongkok, banyak layanan pelacakan yang disediakan oleh toko aplikasi diblokir. Maka itu, Meitu memanfaatkan pihak ketiga dan mandiri untuk memastikan data tersebut konsisten. Kendati demikian, dipastikan data itu dikirimkan secara aman menggunakan enkripsi berlapis ke server.Â
Modul yang digunakan Meitu untuk keperluan data analytics dan pelacakan iklan juga terbatas, hanya ada tiga. Adapun modul itu memanfaatkan layanan dari umeng, AppsFlyer, dan platform analis data yang dikembangkan secara mandiri oleh Meitu. Layanan asal Tiongkok itu memastikan telah menerapkan sejumlah langkah untuk memastikan seluruh data yang disimpan aman.
Salah satu yang digunakan adalah teknologi keamanan dan mekanisme manajemen seperti HTTPS untuk mengenkripsi dan mengamankan data pengguna selama transmisi data. Sebagai tambahan, perusahaan juga menerapkan enkrispi berlapis di seluruh penyimpanan untuk mencegah kebocoran data pengguna.
Begitu juga dengan server dari Meitu, yang sudah dibekali dengan firewall mumpuni dan IDS, proteksi IPS untuk menghalau serangan dari luar. Meitu juga memiliki tim keamanan internal, yang memantau masalah keamanan untuk menjamin privasi dan keamanan pengguna. Sistem internal perusahaan itu juga membatasi akses karyawan ke data pengguna.
Adapun Meitu sudah dirilis sejak 2008 lalu. Hanya, pengembang memutuskan untuk memoles versi mobile untuk iOS dan Android. Meitu Inc. juga sudah melakukan proses penawaran umum perdana (Initial Public Offering, IPO) di Hong Kong pada Desember 2016 lalu.
Tercatat, nilai IPO Meitu berkisar di nilai US$ 4,6 miliar (sekitar Rp 61 triliun). Dengan nilai valuasi IPO tinggi, aplikasi tersebut diyakini menuai bidikan investor asing dalam waktu dekat.
(Dam/Why)