Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berencana menjaring 10.000 kandidat tentara cyber melalui roadshow di sepuluh (10) kota. Sepuluh kota tersebut meliputi Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Bali, Makassar, Manado, Samarinda, Medan, dan Palembang.
Dari 10.000 kandidat, kemudian disaring menjadi 1.000 kandidat yang akan mendapat sertifikat. Sementara peringkat 100 terbaik akan diikutkan dalam Digital Camp (Digicamp) untuk dididik secara khusus dan diberikan akses ke industri (perusahaan ternama) di bidang keamanan siber serta industri yang bekerjasama dalam program Born To Control.
Advertisement
Baca Juga
Informasi yang beredar, program ini digelar untuk mengontrol posting-an di media sosial. Namun Menkominfo Rudiantara menampik hal tersebut. Ia mengatakan bahwa Born To Control lebih untuk mengamankan Indonesia dari serangan cyber dari luar negeri.
"Serangan siber sudah sangat luar biasa. Pada 2015 saja tercatat 28 juta serangan, kebanyakan malware. Makanya kami harus mampu mencegah secara teknis," ujar Menkominfo Rudiantara saat peluncuran program Born To Control, Senin (30/11/2017), di Gedung Kemkominfo, Jakarta.
"Program Born to Control Juga sejalan dengan pasal 40 UU ITE terkait amanat soal literasi dan pembatasan akses. Kami bukan cari buzzer. Ini tidak untuk mengontrol dunia maya," tegas Rudiantara
Program ini bertujuan menghimpun generasi muda yang memiliki passion terhadap keamanan siber yang kemudian bisa dididik dengan baik sehingga bisa terjun langsung membantu industri strategis nasional dalam menjaga keamanan informasi di Indonesia.
Peserta talenta keamanan siber sendiri adalah generasi muda berusia 17 tahun ke atas, berpendidikan menengah ke atas hingga perguruan tinggi.
Adapun tahapan pencarian bakat ini adalah registrasi online di sini dan Security Test (Hacking Contest & IT Quiz), seminar awareness di 10 kota di Indonesia, kemudian seleksi semifinal secara online, dan terakhir final Digicamp dan Industrial Base.
(Why/Isk)