Liputan6.com, Jakarta - Pesepak bola ternama David Beckham baru saja mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari penjahat siber. Kejadian ini bermula saat hacker membocorkan 18,9 juta dokumen ke laman situs Football Leak.
Diantara email tersebut adalah email pribadi milik David Beckham. Berhasil mendapatkan 'tambang emas', hacker yang tak diketahui identitasnya itu pun langsung meminta tebusan sebesar £1 juta atau senilai Rp 16,6 miliar.
Mengutip informasi dari Mirror, Senin (6/2/2017), email yang diretas merupakan email dari perangkat komputer agensi tempat Beckham tergabung. Lantaran permintaan tebusan tak dihiraukan, informasi pribadi Beckham pun menyeruak ke publik.
Advertisement
Baca Juga
Pihak kepolisian siber yakin bahwa pembobol email tersebut menggunakan server Rusia. Akibatnya, jutaan email dan dokumen dari sistem komputer yang dijalankan oleh Simon Oliveira pun berhasil dicuri oleh kelompok peretas.
Dari pesan yang berhasil dibobol, terdapat email dari mantan kapten tim nasional Inggris David Beckham. Salah satunya adalah email pribadi yang isinya Beckham enggan memberikan donasi senilai US$ 1 juta dalam acara amal yang digalang oleh UNICEF.
Di dalam email tersebut, Beckham menolak dan berkata dengan bahasa yang tak pantas, "ini adalah uang pribadi saya," demikian dilaporkan Mirror. Bukan hanya itu saja, dalam email tersebut Beckham sempat kesal lantaran gagal mendapatkan gelar Sir pada tahun 2013.
Mulanya, para hacker mendekati Portugal Doyen Sports, bagian dari perusahaan Oliveira global. Namun, tim bisnis Beckham menolak memberikan sejumlah uang dan justru melapor pada pihak berwenang.
Seorang sumber yang tak disebutkan namanya mengatakan, "pihak Beckham didekati melalui email. Mereka (para peretas) mengatakan memiliki semua informasi di atas dan meminta bayaran. Itu murni pemerasan."
Investigasi pun telah berjalan selama beberapa waktu dan melibatkan beberapa perusahaan terkemuka. Sebagai informasi, peretasan ini mulanya tak menarget David Beckham, namun Beckham terjebak di dalamnya karena email-email pribadinya.
Adapun email gelap yang meminta bayaran itu dikirim dengan nama Artem Lavozov. Kepada CEO Doyen Sports Nelio Lucas, ia menyebutkan, "peretasan ini jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan, donasi dalam jumlah besar, dan Anda bisa percaya bahwa semua informasi ini akan kami hancurkan."
Saat email tersebut tak dibalas, rupanya pengirim email kembali mengancam. "Dua hari sudah berlalu dan pengacara saya mengatakan belum menerima kontak dari pihak Anda," ancamnya.
Setelah hacker gagal mendapatkan uang, informasi-informasi dari email tersebut pun diunggah ke sejumlah laman di Eropa.
(Tin/Ysl)