Sukses

Asus Tak Gentar Bersaing dengan Smartphone Asal Tiongkok

Asus menuturkan kehadiran vendor lain, terutama asal Tiongkok dapat mendorong perusahaan untuk terus berinovasi

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran sejumlah vendor smartphone asal Tiongkok di pasar Indonesia tak dimungkiri cukup agresif. Produk asal Negeri Tirai Bambu itu kerap menjadi pilihan karena ditawarkan dengan harga terjangkau.

Namun, gempuran produk asal Tiongkok itu ternyata tak membuat Asus sebagai salah satu pemain menjadi gentar. Menurut Marketing Manager Asus Indonesia Galip Fu, masing-masing perusahaan memiliki karakteristik sendiri, pun demikian dengan Asus.

Perbedaan karakteristik itu yang menjadi pembeda dari masing-masing vendor. Karenanya mulai 2017, Asus akan mulai fokus untuk menggarap pasar generasi muda. Hal yang belum pernah dilakukan perusahaan tersebut sebelumnya.

"Fokus kami mulai tahun ini adalah menyasar konsumen yang lebih muda. Jadi, kami ingin mencoba untuk lebih berkomunikasi dengan orang muda," tuturnya saat ditemui di sela-sela peluncuran Asus Zenfone 3 Max di Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Ia juga tak menampik perusahaan lain sebagai ancaman. Namun, keadaan itu terbilang bagus bagi Asus karena mendorong perusahaan terus berkembang dan melakukan inovasi. Hasil itu yang dapat akhirnya dapat dinikmati oleh pengguna.

"Jika dibilang sebagai ancaman, sejak Zenfone generasi pertama kami sudah terancam. Namun, itu yang membuat kami berkembang. Apabila kami tak melakukan hal tersebut, mungkin Asus sudah mati," ujarnya melanjutkan.

Hal senada juga diungkapkan Product Manager Smartphone Asus Indonesia Cindy Ferlani. Ia menuturkan tantangan baru merupakan hal yang bagus bagi perusahaan.

Tantangan itu yang kemudian bisa membuat perusahaan terus melakukan improvisasi diri. Karenanya, ia mengatakan dari sisi produk sebenarnya Asus berani diadu dengan produk dari vendor lain.

"Kalau membicarakan spesifikasi dengan produk lain, mungkin ada menawarkan dengan harga lebih murah. Tapi, kualitasnya bisa saja berbeda," ujarnya. Dalam hal ini, persamaan dalam hal spesifikasi belum tentu menawarkan pengalaman yang serupa.

Selain itu, kehadiran layanan purna jual Asus juga terbilang sudah memadai. Layanan ini yang juga menjadi pembeda dari sejumlah vendor lain yang mungkin tak menawarkan layanan purna jual serupa.

"Konsumen sekarang sudah pintar, mereka bisa mencari langsung seperti apa umpan balik dari pengguna soal produk," tuturnya. Keberhasilan Asus menggaet konsumen loyal juga menjadi bukti bahwa perusahaan menawarkan produk yang tak hanya terjangkau tapi juga berkualitas.

(Dam/Cas)