Liputan6.com, Jakarta - Layanan Google sempat bisa digunakan di Tiongkok, tetapi pada 2010, seluruh layanan Google, termasuk Google Play Store (dahulu Google Market) harus rela meninggalkan penggunanya di negeri Tirai Bambu itu. Hal ini karena Google menolak untuk menerapkan sensor pada hasil pencariannya.
Meski begitu, laporan dari Gizmochina yang Tekno Liputan6.com kutip, Kamis (9/2/2017), menyebutkan bahwa Google sedang mencoba memulai kembali Google Play Store di Tiongkok. Raksasa mesin pencari itu mencoba berkolaborasi dengan perusahaan lokal NetEase untuk meluncurkan toko aplikasi di sana.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, isu bahwa Google Play Store bakal kembali hadir di Tiongkok sudah mulai berembus pada 2015. Google diduga akan meluncurkan Play Store edisi sensor, mengikuti aturan yang berlaku di Tiongkok.
Google dan NetEase memang belum terbuka membicarakan mengenai kemitraan mereka. Meski begitu, perusahaan dengan produk utama mesin pencari itu sudah berada di jalan yang tepat untuk menghadirkan Google Play Store ke Tiongkok. Namun hingga kini, belum ada konfirmasi apakah kemitraan yang diusulkan telah berkembang menjadi kesepakatan bisnis.
Tampaknya, kemitraan Google dan NetEase akan berdampak pada peluncuran Google Play Store yang penuh dengan sensor. Dengan demikian, konten-konten tertentu yang ada di global tak akan bisa diakses pengguna di Tiongkok.Â
Sebagai informasi, NetEase pernah bermitra dengan perusahaan-perusahaan barat untuk membuat produk mereka tersedia di pasar Tiongkok. Setelah Google Play Store menghentikan layanan, pengguna Android di Tiongkok memanfaatkan toko aplikasi lain seperti Baidu App Store, Tencent App Gem, Wandoujia, toko aplikasi Xiaomi, Huawei, dan lain-lain.
(Tin/Why)