Liputan6.com, Jakarta - Nama Nokia mungkin lebih dikenal sebagai perusahaan pembesut ponsel, tetapi sebenarnya bisnis Nokia tak hanya ponsel melainkan juga infrastruktur telekomunikasi.
Mengutip laporan Gizmochina, Minggu (12/2/2017), Nokia menjadi satu dari tiga pemain besar di pasar peralatan telekomunikasi, bersama dengan Ericsson dan Huawei. Kini, perusahaan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Comptel (Comptel Corporation), sebuah perusahaan Finlandia lainnya yang memiliki bisnis di bidang software komunikasi.
Advertisement
Baca Juga
Dengan akuisisi ini, kabarnya Nokia bakal terbantu dalam memajukan strategi software mereka agar tetap relevan dengan produksi peralatan broadband 4G. Disebutkan nilai akuisisi ini mencapai US$ 370 juta atau setara Rp 4,9 triliun. Selain itu, Nokia juga menawarkan uang tunai senilai € 3,04 (Rp 43 ribu) per lembar saham.
Disebutkan pula jajaran dewan direksi Comptel telah menyetujui tawaran ini dan akan merekomendasikan agar pemegang saham juga setuju dengan keputusan akuisisi ini.
Comptel sebenarnya merupakan mitra yang sudah lama bekerja sama dengan Nokia. Perusahaan ini didirikan pada 1986 dan beroperasi di negara-neraga seperti Bulgaria, Malaysia, India, dan Inggris. Akuisisi ini, kemungkinan besar tak akan berdampak apa pun bagi pekerja yang ada di Comptel.
(Tin/Why)