Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sangat vokal terhadap praktik bisnis Apple selama masa kampanye. Salah satu pernyataannya yang menyedot perhatian adalah iPhone seharusnya diproduksi di AS, bukan di Tiongkok.
Keinginan Trump agar perusahaan-perusahaan AS memproduksi produknya di dalam negeri sudah sering dikemukakan. Bahkan ia diduga masih berusaha meyakinkan Chief Executive Officer (CEO) Apple, Tim Cook, bahwa Apple harus memindahkan fasilitas manufakturnya ke AS.
Advertisement
Baca Juga
Chief Financial Officer (CFO) Apple, Luca Maestri, pun akhirnya buka suara mengenai keinginan Trump tersebut. Ia tidak menampik Apple berusaha agar iPhone bisa diproduksi di AS, tapi katanya, berspekulasi mengenai hal itu bukan perkara mudah.
"Sangat sulit sekali berspekulasi pada hal ini," kata Maestri. Ia menambahkan bahwa sejauh ini pemerintah Trump
belum melakukan tindakan apa pun untuk mendorong manufaktur AS.
Maestri juga menyinggung soal pajak, secara khusus soal border taxes atau pajak perbatasan, yang sering kali disebut oleh pemerintahan Donald Trump. Maestri menilai, border taxes tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik.
"Sulit bagi kami untuk membayangkan bahwa border tax akan baik untuk perekonomian AS, karena ini adalah sebuah pajak yang pada akhirnya akan membebani konsumen," jelasnya.
Meski tidak mengonfirmasi pembangunan fasilitas manufaktur di AS, Maestri mengatakan bahwa Apple sejauh ini telah memberikan kontribusi besar untuk perekonomian Negeri Paman Sam.
"Salah satu poin penting yang kami buat di Washington adalah kami telah menjadi kontributor yang sangat besar untuk perekonomian AS dalam dekade terakhir. Kami berinvestasi miliaran Dolar di AS. Dalam 10 tahun terakhir, kami menghasilkan dua juta pekerjaan di negara ini, mencakup komunitas developer, toko-toko ritel, call center, dan rantai pemasok," ungkap Maestri seperti dilansir Phone Arena, Kamis (16/2/2017).
(Din/Isk)