Liputan6.com, San Francisco - Uber Technologies Inc merekrut mantan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS), Eric Holder, untuk melakuan peninjauan terhadap klaim pelecehan seksual yang dilayangkan mantan karyawannya. Mantan karyawan bernama Susan Fowler, mengaku dilecehkan oleh manajernya di Uber sejak hari pertama bekerja.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) Uber, Travis Kalanick, Holder dan mitranya di firma hukum Covington & Burling, Tammy Albarran, akan meninjau tuduhan yang ditujukan kepada seorang manajer di Uber.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam sebuah memo kepada para karyawan pada Senin, 20 Februari 2017 waktu setempat.
Advertisement
Baca Juga
Arianna Huffington yang bergabung dengan Dewan Direksi Uber pada tahun lalu, Chief Human Resources Officer Lian Hornsey dan Associate General Counsel Uber Angela Padilla, juga akan membantu proses penyelidikan tersebut. Huffington, Kalanick, dan Hornsey dijadwalkan bertemu untuk membahas kasus ini pada Selasa, 21 Februari 2017 waktu setempat.
Uber saat ini tengah menjadi sorotan atas tudingan pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu manajernya kepada Fowler. Demikian seperti dilansir Reuters, Selasa (21/2/2017).
Perempuan itu menuliskan di blog-nya, telah melaporkan kasus tersebut kepada bagian manajemen dan SDM, tapi mereka menolak menghukum manajer tersebut karena ia adalah "orang penting" dan kasus ini adalah pelanggaran pertamanya.
Fowler mengatakan, bagian SDM dan manajemen telah berbohong bahwa kelakuan manajer tersebut adalah pelanggaran pertamanya. Hal ini diketahuinya setelah berbicara dengan karyawan perempuan lain.
Kalanick pun dengan cepat bereaksi atas pernyataan Fowler tersebut. Ia menyebut, apa yang dilakukan manajer tersebut adalah hal yang mengerikan dan bertentangan dengan segala yang dipercaya oleh Uber.
(Din/Isk)