Liputan6.com, Jakarta - Membaca berita merupakan kebutuhan bagi banyak orang, sebab dengan membaca berita, banyak orang jadi mengetahui informasi terkini.
Sayangnya, tulisan berita yang panjang acap kali membuat pembaca malas membaca sampai tuntas, terutama bagi generasi muda. Melihat hal tersebut, empat anak muda membuat sebuah startupnews aggregator yang bertujuan untuk mengkurasi berita-berita dari sejumlah situs berita terpercaya bernama Shortir.
Berdiri sejak September 2016, co-founder Shortir Bayu Febianto mengakui, memang sudah banyak news aggregator yang lebih dahulu hadir dan digunakan oleh masyarakat antara lain BaBe, Kurio dan Baca.
Advertisement
Baca Juga
"Kami berbeda dari news aggregator lain, kami mengumpulkan dan merangkum berita. Dari situlah Shortir hadir sebagai platform membaca berita yang dirangkum dari sumber-sumber berita yang terpercaya," kata Bayu saat dijumpai Tekno Liputan6.com di Local Startup Fest di Jakarta, Minggu (26/2/2017).
Memang, saat dilihat pada aplikasi maupun laman Shortir.com, berita-berita yang dikurasi dari berbagai sumber tersebut sudah dipangkas menjadi satu paragraf berisi 600 karakter yang dalam hal ini rata-rata 60 kata saja.
Mengapa berita yang ada harus disortir menjadi 60 kata? Hal ini sesuai dengan target market aplikasi Shortir, yakni anak muda atau generasi milenial. "Anak muda kan tidak terlalu memiliki banyak waktu membaca, selain itu hasil riset kami menunjukkan anak muda senang dengan yang instan, karenanya kami munculkan konsep berita dalam 60 kata," ujar Bayu.
Meski begitu, Bayu menyebut bahwa Shortir tak sembarang merangkum berita. Menurutnya, startup ini memiliki editor-editor yang berpengalaman selama belasan tahun di bidang jurnalistik. Editor itulah yang bertanggung jawab mengontrol dan memastikan agar berita yang disortir berkualitas dan nyaman dibaca oleh pengguna.
Dia menambahkan, dalam sehari jumlah artikel yang ditayangkan jumlahnya antara 60-100 artikel. Alasannya karena Shortir lebih mengejar keakuratan berita dibanding kuantitasnya. Hal ini berkaitan dengan kualitas berita yang ingin tetap dijaga oleh Shortir.
Media yang dipilih pun bukan media sembarangan, Shortir memastikan media yang beritanya ditayangkan adalah media yang memiliki kantor redaksi serta penulisan beritanya mengikuti kaidah jurnalistik yang berlaku.
Sampai sekarang, aplikasi Shortir, kata Bayu, sudah diunduh hingga 2.000 kali sejak muncul hadir pada September 2016. Guna meningkatkan kualitas, Bayu menyebut, Shortir bakal bekerja sama dengan lebih banyak media terpercaya serta meningkatkan pengalaman saat menggunakan aplikasi.
(Tin/Ysl)