Sukses

Menhub Apresiasi Langkah UNISAT Luncurkan Satelit pada 2020

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik kerja sama slot orbit antara Indonesia dan Intersputnik.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik kerja sama slot orbit antara Universal Satelit Indonesia (UNISAT) dan International Organization of Space Communications (Intersputnik) untuk meluncurkan satelit pada 2020.

Ia harap satelit tersebut dapat mendukung kebutuhan teknologi informasi di sektor transportasi. Terlebih, perkembangan infrastruktur berkaitan erat dengan konektivitas manusia dan barang di seluruh wilayah Indonesia dan hal itu membutuhkan kesiapan teknologi informasi. 

"Ini merupakan wujud nyata usaha untuk meningkatkan pelayanan satelit di teritorial Indonesia dengan menggunakan satelit buatan Indonesia. Selama ini pelayanan satelit di Indonesia banyak memakai satelit internasional," tuturnya saat penandatanganan kerja sama UNISAT dan Intersputnik di Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Menurutnya, infrastruktur transportasi modern seperti bandara dan pelabuhan sangat bergantung pada teknologi informasi. Keberadaan teknologi informasi dapat mendukung kebutuhan data logistik, informasi perkiraan cuaca, navigasi, internet, dan data komunikasi lainnya.

"Penyediaan satelit ini diharapkan dapat memperbaiki sistem transportasi nasional yang berkontribusi pada peningkatan ekonomi, pendidikan, dan stabilitas politik," paparnya.

Selain Budi Karya, penandatanganan kerja sama UNISAT dan Intersputnik juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin, Kepala Badan Keamananan Laut (Bakamla) Laksamana Muda TNI Arie Soedewo, serta Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono.

Menurut rencana, satelit ini akan diluncurkan di slot orbit 103 derajat BT (Bujur Timur). Posisi itu dianggap strategis karena berada di atas wilayah Jambi dan Padang, sehingga sinyal dari satelit tersebut dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, slot orbit 103 derajat BT juga dipilih karena mampu mendukung kemampuan High Troughput Satellite (HTS). Dengan demikian, satelit tersebut dapat mengirimkan layanan pita lebar ke daerah yang terpencil dan sulit dijangkau, seperti wilayah perbatasan atau pulau kecil-kecil dengan antena parabola berukuran kecil.

(Dam/Why)

Video Terkini