Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Uber, Travis Kalanick, melalui sebuah memo menyampaikan permintaan maaf atas perilakunya yang berseteru dengan seorang driver Uber. Ia mengakui tindakannya itu tidak pantas, mengingat posisinya sebagai seorang pemimpin perusahaan.
Kalanick mengatakan bahwa seharusnya ia bisa membuat para karyawannya bangga. Merujuk pada perseteruan dengan driver, dirinya mengaku gagal melakukan hal tersebut. Perseteruan Kalanick dan driver Uber terekam dalam sebuah video, yang pertama kali dipublikasikan oleh Bloomberg.
Advertisement
Baca Juga
Karena itu, Kalanick berkomitmen untuk berubah menjadi seorang pemimpin yang sebenarnya. Ia mengaku membutuhkan bantuan kepemimpinan untuk mewujudkan hal tersebut. Dikutip dari laman Business Insider, Kamis (2/3/2017).
"Jelas bahwa video ini merefleksikan diri saya. Semua kritik yang kita terima menjadi pengingat bahwa saya harus melakukan perubahan yang mendasar sebagai seorang pemimpin dan menjadi sosok yang dewasa. Ini adalah pertama kalinya saya bersedia untuk mengakui bahwa saya membutuhkan bantuan kepemimpinan dan berniat mendapatkannya," tulis Kalanick.
Perseteruan dengan driver adalah salah satu dari sekian masalah yang tengah menghadang Uber. Sebelumnya, seorang mantan engineer Uber mengaku menjadi korban pelecehan seksual di perusahaan tersebut.
Persoalan ini menyedot perhatian besar, bahkan Uber sampai bekerjasama dengan mantan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS), Eric Holder, untuk mengusut kasus tersebut.
Selain itu, perusahaan mobil otonomos milik Alphabet, Waymo, melayangkan gugatan hukum kepada Uber karena dituding telah mencuri rahasia perusahaannya. Gugatan ini ditujukan pada perusahaan truk otonomos yang diakuisis Uber pada 2016, Otto.
(Din/Ysl)