Sukses

Masyarakat Papua Sambut Baik Proyek Palapa Ring Paket Timur

Menkominfo mengatakan masyarakat Papua memberikan respons positif terhadap Palapa Ring Paket Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) membantah spekulasi bahwa masyarakat Papua akan menghambat proyek internet cepat Palapa Ring Paket Timur. Sejauh ini, mereka justru memberikan respons positif.

"Tidak benar jika sepenuhnya mereka menghambat, mereka justru antusias. Pada saat saya ke sana (sosialisasi Palapa Ring Paket Timur pada Februari 2017), mereka bahkan meminta ground breaking lebih cepat," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, saat ditemui di acara Visi Indonesia Sentris, Pemerataan di Papua, di kawasan Jakarta, Minggu (5/3/2017).

Namun Rudiantara mengakui ada sejumlah tantangan pembangunan proyek Palapa Ring Paket Timur di wilayah Papua. Selain soal lahan, wilayah yang tidak memiliki akses internet paling banyak di Palapa Ring Paket Timur berada di Papua dan Papua Barat.

Dari total 46 kabupaten/kota di Paket Timur, baru 11 wilayah yang memiliki akses internet. Sementara di wilayah Papua dan Papua Barat, dari 37 kabupaten/kota, hanya 7 yang sudah dijangkau internet. Oleh sebab itu, pembangunan proyek Palapa Ring Paket Timur akan memakan waktu cukup lama, tapi dipastikan tidak akan melewati tenggat waktu.

"Paket Timur ini akan dibangun pada tahun ini, kontraknya juga sudah ditandatangani. Memang akan memakan waktu lama, tapi akhir 2019 semuanya harus selesai," tutur Rudiantara.

Proyek Palapa Ring yang berbasis Kewajiban Pelayanan Universal (KU) merupakan pembangunan jaringan serat optik tulang punggung sistem telekomunikasi broadband (pita lebar) nasional, yang berfungsi sebagai tol informasi menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang berada di daerah-daerah yang tidak menguntungkan secara komersial. Proyek Palapa Ring dibagi menjadi tiga paket yaitu Barat, Tengah dan Timur.

Proyek Palapa Ring Paket Timur akan menjangkau 35 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Papua Barat dengan total panjang kabel serat optik sekitar 8.454 km. Nilai proyek mencapai senilai Rp. 5,1 Triliun.

Pembangunan dan "peluncuran" kabel serat optik proyek Palapa Ring Timur akan dimulai pada semester ini dan diharapkan selesai pada 2019. Bersamaan dengan itu, penyelenggara telekomunikasi lainnya dapat membangun jaringan akses seperti menara telekomunikasi BTS, sehingga layanan akses broadband (pitar lebar) dapat dinikmati oleh masyarakat. Broadband adalah sebuah istilah dalam internet untuk menggambarkan koneksi internet transmisi data kecepatan tinggi.

PT Palapa Timur Telematika (PTT) merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang ditunjuk oleh pemerintah, dalam hal ini Kemkominfo, sebagai pelaksana Proyek Palapa Ring Timur.

Proyek Palapa Ring sekaligus merupakan salah satu upaya pemerintah agar dapat memberikan akses komunikasi yang adil di seluruh wilayah Indonesia. "Kita ingin menjadi Indonesia sentris, bagaimana caranya agar bisa memberikan sesuatu sesuai dengan porsinya. Jadi tidak cenderung ke satu wilayah saja," ungkap Rudiantara.

(Din/Why)