Liputan6.com, Kyoto - Tidak butuh waktu lama bagi Nintendo untuk kembali merengkuh kesuksesan di industri gim.
Konsol terbarunya, Nintendo Switch, diklaim laris manis terjual di pasaran. Saham perusahaan pun langsung meroket tinggi seiring dengan naiknya angka penjualan konsol hybrid tersebut.
Dilansir Forbes, Selasa (7/3/2017), saham Nintendo meningkat sebanyak 4,1 persen pada pekan ini, sesaat setelah Nintendo Swith dijual di seluruh dunia.
Advertisement
Disebut-sebut, meroketnya saham perusahaan diakibatkan oleh salah satu gim terbaru buatan Nintendo, The Legend of Zelda: Breath of the Wild yang juga ditunggu-tunggu pemainnya.
Baca Juga
Raksasa gaming yang bermarkas di Kyoto, Jepang ini mengungkapkan mereka punya target untuk menjual sebanyak 2 juta unit Nintendo Switch dalam bulan pertama penjualannya.
Hanya saja, belum bisa diyakini apakah kesuksesan penjualan Switch nantinya dapat memengaruhi saham perusahaan atau tidak.
Momen selebrasi bagi Nintendo ini berbeda dengan yang dialami beberapa waktu lalu. Perilisan Super Mario Run contohnya, meski diklaim laris dan diunduh sebanyak 50 juta kali pada Desember 2016, saham Nintendo nyatanya malah merosot.
Alasan mengapa saham Nintendo turun disinyalir karena Super Mario Run ternyata tidak sepenuhnya gratis. Pertama kali mengunduh, pemain hanya akan mendapatkan tiga level secara cuma-cuma, sedangkan untuk memainkan versi utuh, pemain harus membayar sebesar Rp 149 ribu.
Sekadar informasi, Nintendo Switch adalah konsol yang berperan ganda, bisa dimainkan di rumah (via TV) atau juga secara portable. Konsol tersebut telah meluncur di pasaran pada tanggal 3 Maret 2017. Di Indonesia, harga Nintendo Switch dibanderol Rp 6,1-6,7 jutaan.
Dengan harga tersebut, pembeli sudah mendapatkan satu paket lengkap Nintendo Switch beserta dua gim tambahan yaitu 1-2 Switch dan The Legend of Zelda: Breath of The Wild.
(Jek/Cas)