Sukses

Hati-Hati, Keranjingan Media Sosial Bikin Orang Makin Kesepian

Gara-gara keseringan bermain media sosial, seseorang ternyata bisa mengalami kesepian dan terisolasi sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Keseringan menggunakan media sosial seperti Twitter, Facebook, hingga Path rupanya bisa membuat pengguna makin merasa kesepian.

Dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh beberapa psikolog Amerika Serikat dengan 2.000 responden berusia 19-32 tahun, diketahui ketika seseorang memakai media sosial selama dua jam per hari, maka ia berpotensi mengalami isolasi sosial.

Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari BBC, Kamis (9/3/2017), terlalu lama melihat kehidupan orang lain yang dianggap ideal di media sosial bisa menyebabkan perasaan iri. Kendati begitu, penting untuk diingat bahwa apa yang dilihat di media sosial bukanlah alasan utama seseorang merasa buruk, tetapi jadi salah satu faktor pemicu.

Sederhananya, terlalu lama bermain media sosial mungkin bisa meningkatkan emosi yang sebelumnya sudah dirasakan pengguna. "Kami belum tahu mana yang pertama dirasakan pengguna. Apakah penggunaan media sosial atau isolasi sosial yang dirasakan," ujar Profesor Pediatrik di Universitas Pittsburgh Elizabeth Miller.

Ia menambahkan, sangat mungkin bagi orang dewasa yang merasa terisolasi sosial kemudian mulai bermain media sosial. "Bisa juga, gara-gara peningkatan penggunaan media sosial berlebih menimbulkan perasaan terisolasi dari dunia nyata," tutur Miller.

Selain itu, hasil studi tersebut juga menyebutkan, makin lama seseorang online di media sosial, makin sedikit waktu mereka berinteraksi di dunia nyata.

Terlebih, penggunaan media sosial juga bisa meningkatkan perasaan ekslusi sosial. Misalnya saja saat seseorang melihat foto pesta digelar oleh beberapa teman. Namun karena tak diundang ia jadi merasa terekslusi.

Prosesor bidang kedokteran di Universitas Pitssburgh Brian Primack mengatakan, hal ini adalah masalah yang cukup penting untuk dipelajari. "Penting mempelajari masalah kesehatan mental dan isolasi sosial yang terjadi pada orang dewasa," kata dia.

Primack mengatakan, media sosial mungkin memberi peluang untuk mengisi kekosongan sosial. Namun bukan berarti menggunakan media sosial adalah sebuah solusi terbaik.

(Tin/Ndw)