Sukses

Samsung Pastikan Bakal Buka Pabrik di Amerika

Samsung memastikan bakal membuka pabrik peralatan rumah tangga di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Samsung baru-baru ini mengonfirmasi rencananya untuk membuka manufaktur di Amerika Serikat. Seorang juru bicara perusahaan saat dikonfirmasi CNN Money kemarin menyebutkan, saat ini Samsung masih dalam tahap diskusi awal terkait pembukaan pabrik yang memproduksi peralatan rumah tangga (home appliance) di AS.

Sebelumnya, disebutkan bahwa keputusan Samsung membuat pabrik di AS merupakan dampak dari tekanan Presiden Trump. Trump waktu itu mengatakan akan memperbarui regulasi terkait investasi di negara Adi Daya tersebut. Tujuannya adalah mendorong investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga AS.

Saat Samsung belum memberikan konfirmasi, Trump bahkan sudah mengucapkan selamat datang di Amerika Serikat kepada Samsung melalui akun Twitter-nya. "Terima kasih Samsung, kami akan sangat senang menyambutmu," demikian cuit Trump.

Meski begitu, Samsung seolah menegaskan bahwa keputusan untuk membuka pabrik di Amerika sudah dipikirkan matang-matang, jauh sebelum Trump terpilih jadi Presiden AS.

"Samsung mulai meninjau perlunya manufaktur di Amerika Serikat sejak awal musim gugur lalu untuk memastikan bahwa perusahaan mampu memberi pelayanan terbaik bagi pelanggan kami," kata juru bicara yang tak disebutkan namanya sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari CNN Money, Kamis (9/3/2017).

Pada waktu yang sama, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Samsung bakal berinvestasi sekitar US$ 300 juta atau setara Rp 4 triliun untuk pabrik barunya di AS. Dengan nilai investasi tersebut, diperkirakan bakal ada 500 pekerjaan baru bagi warga AS.

Selain Samsung, CEO Intel juga pernah mengungkapkan rencananya untuk menginvestasikan dana US$ 7 miliar (setara Rp 93,3 triliun) untuk sebuah pabrik di Arizona. Pun demikian dengan Amazon yang berupaya menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan baru di Amerika Serikat.

Pada sisi lain, rival Samsung, Apple juga mendapatkan suntikan dana tambahan sebesar US$ 1 miliar (Rp 13,3 triliun) dari Japan SoftBank Group yang memang telah memiliki komitmen berinvestasi di AS.

(Tin/Cas)