Sukses

Buka Pabrik Ponsel di AS, Foxconn Minta Insentif

Chairman Foxconn, Terry Gou, mengatakan bahwa Pemerintah AS harus menawarkan program insentif jika menginginkan pabrik perakitan smartphone.

Liputan6.com, Jakarta - Chairman Foxconn, Terry Gou, mengatakan Pemerintah Amerika Serikat (AS) harus menawarkan program insentif jika ingin ada lebih banyak pabrik perakitan perangkat elektronik, termasuk smartphone, di negara tersebut. Pernyataan Gou ini menanggapi keinginan Presiden AS, Donald Trump, yang berulang kali menginginkan iPhone dan produk Apple lainnya, diproduksi di dalam negeri.

"Apakah AS menawarkan program insentif untuk investor asing? Mereka harus memberikannya terlebih dahulu, dan kita akan menunggu otoritas AS membuat keputusan," kata Gou seperti dilansir Business Insider, Jumat (11/3/2017).

Selain itu, Gou menjelaskan bahwa rencana Foxconn membangun pabrik layar panel datar senilai US$ 7 miliar di AS, akan tergantung dengan langkah pemerintah mengatasi isu investasi. Ia ragu Pemerintah AS bisa menyelesaikannya dalam waktu singkat.

"Saya khawatir apakah AS bisa mengatasi semua masalah investasi dalam waktu hanya beberapa bulan," sambungnya.

Selain persoalan insentif dan investasi, masih ada faktor lain yang menghambat pembangunan pabrik di Negeri Paman Sam, yaitu kemungkinan tidak ada tenaga kerja yang terampil dan rantai suplai untuk produksi teknologi tinggi.

Pendiri Apple, Steve Jobs, menyampaikan argumen serupa kepada Barack Obama, ketika menjelaskan alasan produksi iPhone tidak dilakukan di AS. Namun Gou menegaskan bahwa ia tidak menutup kemungkinan membuka pabrik di AS.

"Tidak ada satu orang pun yang ingin melihat perang dagang terjadi. Saya tidak akan memilih salah satunya (AS dan Tiongkok). Kenapa saya harus menyerah di salah satu pasar?" ungkap Gou.

(Din/Cas)