Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi menunjukkan bahwa lebih 48 juta pengguna Twitter atau sekitar 15 persen dari 319 juta total pengguna Twitterharian, adalah bot.
Dengan kata lain, retweet atau favorite yang bertebaran di lini masa Twitter bukan dari pengguna Twitter sungguhan, melainkan dari bot. Adapun studi ini dilakukan oleh University of Southern California (USC) dan Indiana University.
Bot merupakan sebuah perangkat lunak atau aplikasi untuk menjalankan tugas-tugas secara otomatis di internet.
Advertisement
Baca Juga
Kepada CNBC seperti dilansir Tech Times, Senin (13/3/2017), USC melakukan riset dengan menggunakan sample ratusan akun untuk membuktikan apakah itu akun sungguhan atau hanya bot.
Tim riset menggunakan kategori teman, konten tweet, sentimen khusus, hingga interval antar-tweet. Dengan seluruh elemen tersebut, tim riset menemukan 9-15 persen dari pengguna aktif Twitter menggunakan bot.
Bot diketahui memang cukup berbahaya karena akun bot dapat meniru perilaku manusia. Apalagi di situasi politik, akun bot digunakan untuk menyebarkan propaganda hingga informasi bohong.
Bagi Twitter, hal ini penting mengingat perusahaan sedang berjuang untuk mendongkrak jumlah pengguna di tengah ketatnya persaingan media sosial, seperti Facebook, Snapchat, dan Instagram.
Namun, menurut tim riset, tidak semua akun bot di Twitter hanya menyebarkan laporan palsu dan spam.
Juru bicara Twitter mengatakan, ada beberapa akun bot berguna untuk memberikan peringatan adanya bencana alam atau mengirimkan informasi penting. Biasanya, akun bot ini dipakai oleh customer service.
(Cas/Isk)