Sukses

Hacker Bisa Bobol WhatsApp dan Telegram Lewat Foto

WhatsApp dan Telegram memuat celah keamanan yang bisa dimanfaatkan peretas untuk mengakses data pribadi.

Liputan6.com, California - WhatsApp dan Telegram lagi-lagi dilaporkan punya masalah keamanan. Lembaga keamanan Check Point mengungkap, keduanya memuat celah berbahaya yang bisa dimanfaatkan hacker (peretas) dan berisiko bagi data pribadi pengguna.

Celah ini dimanfaatkan peretas dengan mengirim dokumen gambar dan video. Di kasus WhatsApp, Check Point mendapati sejumlah gambar yang ternyata merujuk penggunanya ke laman HTML yang dipenuhi malware.

Saat membuka gambar yang dikirim kontak, pengguna WhatsApp akan langsung membuka layar baru laman HTML kosong. Saat itulah peretas akan menerima data yang tersimpan di aplikasi WhatsApp pengguna dan dapat meretas data pribadinya.

"Dengan mengirim dokumen multimedia, peretas bisa mengendalikan akun pengguna WhatsApp, mengakses rekam jejak percakapan, foto-foto yang dibagikan ke kontak WhatsApp lain, dan bahkan bisa mengirim pesan langsung atas nama pengguna WhatsApp itu sendiri," kata Oded Vanunu, Head of Product Vulnerability di Check Point.

Celah keamanan itu ditemukan Check Point pada 8 Maret 2017. Baik WhatsApp maupun Telegram diketahui telah mengubah protokol validasi upload dokumen untuk melindungi keamanan pengguna. Metode yang dilakukan peretas untuk WhatsApp sedikit berbeda dengan Telegram.

Di Telegram, korban yang menerima dokumen multimedia akan otomatis membuka Chrome, yang nantinya akan digunakan peretas untuk mengakses data pribadi.

Keamanan WhatsApp memang disebut tidak sepenuhnya terjamin. Seperti diketahui, pada Agustus 2016, WhatsApp mengganti persyaratan dan kebijakan privasi layanannya.

Disebutkan, WhatsApp akan berkoordinasi dengan Facebook sebagai induk perusahaannya. Dengan demikian, WhatsApp dapat melakukan pelacakan aktivitas pengguna, mengetahui seberapa sering orang memakai layanan WhatsApp, serta kecenderungan penggunanya.

Dalam keterangan resmi di blog perusahaan, WhatsApp mengatakan berupaya menghubungkan nomor telepon penggunanya dengan sistem Facebook. Tujuannya agar Facebook bisa menawarkan iklan lebih relevan kepada pengguna yang akunnya saling terhubung.

(Jek/Why)

Video Terkini