Liputan6.com, Jakarta - Satu per satu, petinggi perusahaan ride-sharing Uber, hengkang. Setelah Jeff Jones meninggalkan posisi President, kini giliran Brian McClendon dilaporkan akan mengundurkan diri dari jabatan Vice President of Maps and Business Platform.
Kepergian McClendon dilaporkan oleh The New York Times, beberapa jam setelah Recode memberitakan tentang pengunduran diri Jones. Pengunduran diri keduanya, kian menambah rentetan masalah yang dialami perusahaan sejak awal tahun.
Rentetan masalah yang Uber alami sejak awal 2017, selalu menjadi sorotan media. Salah satunya ketika lebih dari 200 ribu konsumen menghapus aplikasi Uber pada Januari 2017, sebagai bagian dari gerakan #DeleteUber.
Advertisement
Baca Juga
Hingga akhirnya Uber memutuskan melakukan investigasi internal tentang budaya kerja di dalam perusahaan. Penyelidikan ini dilakukan setelah mantan engineer perusahaan, Susan Fowler, menulis di blog tentang pengalaman kesenjangan gender dan pelecehan seksual di perusahaan yang dipimpin Travis Kalanick itu.
Setelah itu, muncul masalah baru. Perusahaan digugat oleh Google, yang merupakan salah satu investornya. Google menduga perusahaan tersebut menggunakan teknologi curian dan memiliki detail informasi program yang didesain untuk menghindari pemerintah.
Adapun jajaran eksekutif yang hengkang dari Uber dalam beberapa pekan terakhir adalah Presiden Uber Jeff Jones, VP of Maps and Business Platform Brian McClendon, dan Head of Uber AI Labs Gary Marcus. Juga termasuk Senior Director of Engineering di Advanced Technologies Centre Uber Raffi Krikorian, orang penting di tim mobil otonomos Charlie Miller, SVP Engineering Amit Singhal, dan VP of Product and Growth Ed Baker.
McClendon dilaporkan hengkang per 28 Maret 2017 dan akan tetap berada di perusahaan itu sebagai penasehat. Menurut catatan The New York Times, ia berencana kembali ke kampung halamannya di Lawrence, Kansas, dan mengeksplorasi bidang politik. Demikian seperti dilansir dari Business Insider, Selasa (21/3/2017).
(Din/Why)