Liputan6.com, Jakarta - Bos Google Eropa meminta maaf setelah sejumlah iklan dari merek terkenal muncul pada konten-konten ekstrem yang disiarkan di layanan berbagi video YouTube.
Permintaan maaf itu dilakukan setelah Marks and Spencer menarik iklannya gara-gara iklan nongol sembarangan di YouTube. Sebelumnya, Audi, RBS dan L'Oreal, dan berbagai merek terkenal lain juga menarik iklan mereka gara-gara masalah serupa.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari BBC, Rabu (22/3/2017), Google European Chief Matthew Brittin berjanji untuk meninjau kembali kebijakan perusahaan terkait iklan serta memperkuat penegakan hukum.Â
Advertisement
Dalam sebuah investigasi oleh Times, sejumlah iklan dari merek terkenal muncul pada konten-konten yang dibuat oleh grup pendukung kelompok ekstremis di YouTube.
Iklan berbayar 6 poundsterling (setara Rp 100 ribu) per 1000 views itu muncul di video ekstremis. Akibatnya, banyak pihak menganggap sejumlah merek terkenal telah mendonasikan uang kepada kelompok ekstremis.
Merujuk pada Times, konten ekstremis yang seolah mendapat dana dari merek terkenal di antaranya adalah mengenai penyebaran ujaran kebencian, antisemitisme (ideologi nazisme), dan lain-lain.
Baca Juga
Saat ditanya wartawan, Brittin mengelak pentingnya mempekerjakan tim untuk memburu konten ekstremis di YouTube. Ia pun menyebut, kombinasi teknologi dan pengguna yang cerdas dalam memilah konten berbahaya sudah cukup bagi YouTube.
"Tantangan utamanya adalah memberikan kejelasan kepada pelanggan mengenai konten yang bebas iklan," katanya.
Brittin yakin, dengan menerapkan kebijakan yang memungkinkan pengiklan mengatur munculnya iklan, mereka bisa kembali beriklan di YouTube.
Sebelumnya, pemerintah Inggris memanggil Google untuk melakukan perbincangan di kantor kabinet. Pemerintah kemudian memberlakukan pembatasan sementara pada iklan Google, termasuk iklan yang dikeluarkan pemerintah untuk perekrutan, kegiatan donor darah, dan kampanye militer.
Saat berbicara di konferensi Advertising Week Europe, Brittin pun meminta maaf kepada para pengiklan dan mitra yang terdampak masalah ini. Ia berjanji, Google bakal memperketat pengawasan terkait di mana iklan harus ditempatkan.
Sementara itu, salah satu pengiklan yang terdampak, yakni The Guardian melalui Labour MP Yvette Cooper menganggap, permintaan maaf saja tidak cukup.
"Mereka (Google) harus bertanggung jawab, entah itu mengganti pendapatan iklan serta memberi jawaban lugas terkait apa yang akan dilakukan untuk membasmi ekstremisme di YouTube," kata Cooper.
(Tin/Isk)