Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Uber, Travis Kalanick tidak akan mengundurkan diri meski perusahaan dirundung serangkaian masalah selama beberapa bulan terakhir. Ia akan tetap bekerja di perusahaan tersebut dan memperbaiki kesalahannya.
Kepastian soal kepemimpinan Travis itu disampaikan oleh anggota Dewan Direksi Uber, Arianna Huffington. "Sudah jelas bahwa Uber dan industri ride-sharing tidak akan seperti sekarang tanpa Travis. Saya secara pribadi telah melihat perubahan Travis," ungkap Huffington, seperti dilansir CNET, Jumat (24/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dua bulan terakhir adalah masa sulit bagi Uber dan para pemimpinnya. Semua dimulai dari gerakan #DeleteUber pada Januari, yang menyebabkan perusahaan kehilangan 200 ribu konsumen. Bisnis perusahaan ride-sharing tersebut mulai memburuk sejak saat itu.
Beberapa masalah lain adalah para karyawan perempuan menuduh ada diskriminasi seksual di perusahaan, serta tudingan investor mengenai adanya budaya tidak menghargai, menyusul munculnya video Kalanick berseteru dengan driver Uber.
Kemudian, ada juga tudingan dari Google bahwa Uber mencuri teknologi mobil otonomosnya, New York Times mengekspos soal tool rahasia Greyball Uber untuk menghambat kerja pihak berwenang, serta daftar panjang pengunduran eksekutif perusahaan.
Setelah serangkaian insiden muncul dan merusak citra perusahaan, Kalanick beberapa waktu lalu mengumumkan sedang mencari Chief Operating Officer (COO) untuk menjadi rekan barunya memimpin Uber. Huffington mengatakan, sesi wawancara untuk posisi tersebut sudah dibuka.
"Saya mengatakan kepada Travis dan manajemen, bahwa saya akan terus mendukung mereka. Di masa depan, Uber akan menjadi lingkungan kerja bagi yang orang-orang berperilaku baik," tutur Huffington.
(Din/Cas)